“ Sayang, sipa bilang kamu bukan apa – apa di pabrik? Justru kamu yang akan ngabil alih Perusahaan sebagai Direktur utama mengantikan kakak mu. Oma sama papa kamu dan juga kakak dan adik kamu sudah sepakat untuk itu,” jelas oma Rahma. “ Maaf ma, bukan aku mau ikut campur. Tapi sebagai pimpinan tertinggi perusahaan sudah tentu harus memiliki kemampuan, sementara Najwa hanyalah lulusan SMA saja. Apa tidak sebaiknya Najwa di sekolahkan dulu, biar nantinya siap untuk menjadi seorang pemimpin. Dan untuk sementara, biarlah Arman yang memimpin Perusahaan,” tolak Raisya yang terlihat khwatir dengan nasib perusahaan kalau sampai di pimpin Najwa yang belum memiliki pengalaman sama sekali. “ Aku setuju. Setelah Najwa pulih, aku akan kirm dia untuk kuliah di luar negeri.” Hamran langsung menimpali u