“ Mas Armaaan!!!!!” Seketika tubuh Aleksa terasa lemas tanpa tenaga. Lututnya bergetar bahkan tak mampu lagi menahan berat tubuhnya yang langsung ambruk tersungkur dalam tubuh Arman yang sudah kaku. Tak ada sepatah kata pun yang bisa diucapkan saat ini. hanya deraian airmata sebagai gambaran betapa sakitnya hati Aleksa saat tau orang yang paling dicintainya kini sudah pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun sebagai pesan. Ingin rasanya Aleksa menjerit sekeras mungkin untuk meluapkan rasa penyesalannya yang begitu dalam. Aleksa sadar, semua ini terjadi akibat kecerobohannya yang terlalu yakin dengan apa yang didengar. Andai saja Aleksa tidak memilih untuk melarikan diri dari Rumah Sakit dan lebih percaya pada cinta Arman, mungin saat ini Arman masih hidup. Andai saja waktu Arman mem