Setelah mencari dan menunggu selama dua puluh tiga tahun untuk bisa bertemu Cantika, akhirnya Mayra bisa menemukan putrinya. Namun sayang, pertemuan ini bukan membawa kebahagiaan bagi Mayra melainkan rasa duka yang mendalam karena harus menlihat putri kesayangannya terbaring di Rumah Sakit. “ Ma…mama harus kuat, Ervan yakin kalau ka Aleksa adalah sosok Wanita yang kuat lahir mau pun batin. Ervan yakin kak Aleksa akan baik – baik saja,” hibur Ervan sambil merangkul Pundak Mayra. “ Mama gak tau, nak. Hati mama serasa sakit melihat kakak kamu seperti ini. Belum lagi menantu mama juga tengah berjuang di ruang ICU,” jawab Mayra sambil mencium pipi mungil Alifa yang masih tertidur. Ervan meremas Pundak Mamanya untuk memberikan sedikit pijitan agar hatinya bisa merasa sedikit lebih tenang. “