49.

1387 Words

Aska mengusap luka di pipi Sia hingga membuat gadis itu mengernyit kesakitan karena rasa perih dari lukanya. Bukannya merasa kasihan, Aska malah terlihat begitu senang melihat darah segar di wajah Sia. "Cantik. Rasya sangat cantik sekali." ucap Aska yang lebih terlihat seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Aska seakan tengah berada dalam dunianya sendiri di mata Sia. Satu air mata kembali lolos dari mata jernih gadis itu membuat pria itu mengernyit tidak suka. "Jangan menangis, sayang. Shh cup cup jangan menangis lagi, ya. Aku mencintaimu, Rasya." ucap Aska sambil mengecup dengan lembut kening gadis itu sejenak, lalu kembali menatap wajah Sia lagi. Pandangan matanya beralih pada luka gores di pipi Sia dan tanpa rasa jijik sedikit pun Aska bergerak menjilati luka Sia. Dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD