When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ben menahan nafasnya saat melihat Nina yang akhirnya membukakan pintu kamar tidur mereka. Sejak siang, Nina mengunci pintu kamar karena tak ingin Ben masuk. Ben seperti tukang intip, ia sampai sembunyi-sembunyi ke taman belakang dan menyelinap untuk mengintip apa yang Nina lakukan didalam kamar. Gadis itu tampak hanya bermalas-malasan, sibuk berbaring sambil menonton dari laptop. Ada senyum tersungging di bibir Ben saat melihat Nina tampak tenang dan nyaman. Ia tak sungkan mengangkat sebelah kakinya ke sandaran tempat tidur sampai pahanya terlihat kemana-mana atau berguling-guling sambil mengacak-ngacak bantal karena tertawa terbahak-bahak saat menonton. Ingin rasanya Ben masuk dan bergabung bersama Nina, tapi Nina tak mau membukakan pintu sama sekali. Mami Rose sampai terlihat bingung s