When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mami Rose duduk termenung dengan perasaan gelisah. Ia baru saja selesai sholat dan kali ini ia berdoa lebih lama dari biasanya. Undangan bertemu dari pak Jerry ayah dari Delia membuat kepalanya menjadi pusing. Tapi kali ini mami Rose ada rasanya seperti dejavu untuk kejadian yang menimpa anaknya Ben dan Nina. Ada rasa takut di hati mami Rose bahwa kejadian ini adalah akibat dari kejadian saat mami Rose dan papi Ray kala muda. Melihat korbannya adalah Vivian dan Nina seolah memiliki benang merah membuat hatinya merasa resah. Jika kembali ke masa mereka muda, mami Rose jadi teringat saat bertemu dengan papi Ray saat dirinya masih Koas, sedangkan papi Ray sudah mulai praktek di rumah sakit. Tiba-tiba rasa cinta itu bersemi dengan mudahnya diantara mereka berdua, padahal saat itu p