Napas Zara langsung tersendat di tenggorokan. Dia menatap terkejut pada pria yang duduk di sampingnya, yang saat ini tengah menatapnya dengan senyuman amat lebar. Namun senyum itu, Zara tidak akan menganggapnya sebagai senyuman untuk keramahan, karena kilatan penuh amarah ada di matanya. “Zayn, brother, sungguh suatu kebetulan!” kata Rasyid tiba-tiba. Yang mengalihkan tatapan Zayn dari Zara. Ketika menghadap Rasyid, adiknya, senyum di wajah pria itu langsung lenyap. “Kalian tampak menikmati makan malam romantis ini, apa aku mengganggu?” tanya Zayn dengan santai. Rasyid langsung menggeleng dan tampak begitu berseri-seri. Apa dia sekaku itu untuk hanya peka sedikit saja pada situasi di antara mereka bertiga saat ini?! Pikir Zara frustasi. “Tidak-tidak, kau sama sekali tidak mengganggu m