Elkira sedang duduk sambil membaca buku, sudah beberapa jam lalu dia berdiam diri tanpa ada yang mengganggu.
Ponsel yang terlihat tak berguna baginya kini ada di atas meja, bersebelahan dengan ranjang besar. Elkira menghentikan aktivitasnya yang sedang b******a dengan buku-buku tebal, terdengar ketukan pintu membisingkan.
Siapa yang berani mengganggunya malam-malam begini? Siapa lagi jika bukan orang paling menyebalkan di rumah ini.
Tak ambil pusing, di abaikannya ketukan pintu di depan sana. Dia kembali fokus untuk melanjutkan kegiatan tercintanya, apalagi jika bukan membaca dan tersenyum seperti orang gila.
"Yak ... buka pintunya gadis d***u ..." Teriakan jelas terdengar sampai ketelinganya.
Elkira menatap kesal, lalu dengan cepat menekan tombol di samping ranjangnya.
Pintu yang tadinya tertutup kini terbuka lebar, menampilkan seorang pria kurus dan tampan yang beberapa minggu tak dia temui.
Siapa lagi jika bukan kakaknya yang super menyebalkan.
"L, kau jahat sekali pada kakakmu ini," rengekan menjijikan. Elkira memandang Ritsuki dengan tatapan datar.
Bisakah kakaknya berhenti menjadi seorang pria menyebalkan untuk sekali pertemuan yang mereka lakukan? Terkadang Elkira ingin tertawa jahat saat banyak gadis yang memuja ketampanan kakaknya.
Gadis-gadis malang yang tak tahu menahu tentang bagaimana sikap seorang Ritsuki gitaris tampan dari Band Historia.
"Aissss anak ini masih saja seperti es, berhentilah membaca dan peluk kakak L," pinta Ritsuki pada adiknya.
Elkira menatap Ritsuki lalu memeluk kakaknya sebentar, melepas pelukan itu lalu kembali membaca.
Tak ada kata yang di ucapkan, setelah melakukan adegan memeluk kakak tercintanya.
Ritsuki semula sangat senang saat mendapat perlakuan dari Elkira, dia kini malah melongo dengan wajah yang tak bisa di jelaskan bagaimana bentuknya.
Apa adiknya ini memang akan lebih memilih buku dari pada kakaknya? Rasanya Ritsuki ingin memusnahkan semua buku di dunia ini.
Ritsuki merebut buku yang di baca Elkira, menutup buku itu, dan melemparnya ke arah sofa yang di penuhi tumpukan buku lain. Elkira menatap kesal penuh emosi.
"KAKAK ..." Teriak Elkira di depan wajah Ritsuki. Teriakan nyaring, membuat Ritsuki menutup kedua telinganya menggunakan tangan.
Elkira tak berhenti, dia memukul Ritsuki dengan bantal dan boneka yang ada di dekatnya, Ritsuki reflek melindungi diri dengan kedua tangannya.
"Kau sangat menyebalkan kakak !!!" Amuk Elkira sambil terus memukul kakaknya. Sedangkan Ritsuki tertawa senang saat mendapat amukan dari adiknya.
"Ayolah L, berhenti memukuliku. Kau tahu bukan aku baru saja tiba di rumah." Ritsuki memegang tangan adiknya, membuat Elkira menghentikan serangannya. Napas Elkira terengah karena sangat lelah, dia juga menahan emosinya pada sang kakak.
Kedua saudara itu memang terlihat sangat tak akur tapi mereka saling menyayangi dan saling mengisi satu sama lain.
Jika Elkira adalah gadis pecinta dunia fantasi. Maka Ritsuki adalah pria muda dengan sejuta bakat di dunia musik. Tak jadi rahasia, jika Ritsuki-lah yang mengarang semua lirik lagu yang di nyanyikan oleh Zinan sang vocalis Band Historia. Ritsuki mampu membuat lirik dengan makna mendalam, membuat siapa saja merasa tersentuh, larut dalam bait demi bait yang Ritsuki ciptakan.
Sedangkan Elkira, gadis pembuat onar di sekolah, dia cerdas tapi tak pernah bisa serius, dia lebih suka bermain-main. Baginya hidup adalah kesenangan, dan kesenangan adalah imajinasi.
Elkira tak pernah peduli pada sekitarnya, dia lebih banyak membaca buku dari pada bicara. Tak heran kamar tidurnya sudah seperti perpustakaan negara. Menyimpan semua jenis buku, tapi kebanyakan buku yang tak orang lain mengerti. Dia mengoleksi buku yang bahkan orang pintar tak sudi membacanya karena bosan.
"Kau mendapat salam dari Hatsu dan juga Ryota," dua nama yang di sebut kakaknya adalah sekian dari banyaknya pria tampan yang ingin mendapatkan hatinya. Tapi sayangnya, Elkira tak seperti gadis kebanyakan, dia tak tertarik dan hanya ingin menikahi seorang pria di luar nalar orang pada umumnya.
Kadang Ritsuki harus menahan tawa jahatnya saat mendengar Elkira mengeluh karena tak bisa mendapatkan kekasih dengan mudah.
"Aisss dua temanmu sangat menyebalkan kak," cibir Elkira sambil berbaring di paha Ritsuki, Elkira memainkan rambut kakaknya yang panjang.
Elkira ingat dengan jelas, saat Ryota dan Hatsu mencoba mendekatinya, mengirim banyak hadiah padanya. Buku-buku yang menarik selalu datang setiap bulan atau minggu. Buku yang menarik minat baca Elkira, tapi sayang mereka hanya menjadi agen buku gratisan Elkira.
Niat untuk mencuri hati gadis itu tak akan pernah mudah. Elkira bahkan tak peduli saat kedua pria itu menunjukan pesona mereka di atas panggung, menyebut nama dirinya saat konser. Semua orang tahu jika Elkira adalah adik Ritsuki, kadang Elkira akan mendapat masalah karena Ryota dan Hatsu.
Bagaimana masalahnya? Ya dia mendapat ancaman dan secara terang-terangan di Bullying oleh fans kedua pria tersebut. Cukup menyebalkan, dan Elkira menganggap mereka adalah masalah besar.
Sedangkan Ritsuki hanya menatap, lalu memegang tangan adik kecilnya itu. Dia jelas tahu bagaimana adiknya, dia sudah mengenal Elkira sejak gadis itu lahir bahkan saat adiknya masih di dalam kandungan.
Jika di ingat, dulu dia sangat senang ketika mendapat seorang adik, apalagi adik perempuan yang akan dia lindungi, dia juga tak terlalu menyukai saat Ryota atapun Hatsu selalu mencari perhatian pada adiknya.
Tapi sekali lagi, dia tahu jika kedua pria itu bukanlah pria b******n. Sedangkan dua member lain, mereka hanya menganggap Elkira sebagai gadis kecil yang manis. Huh manis rasanya sebutan kedua temannya yang lain itu terlalu menjauh dari kenyataan.
Jika mereka seminggu tinggal satu rumah dengan Elkira, maka mereka akan langsung mati bosan atau mati karena menahan rasa jengkel.
"Kakak besok harus kembali menjalani rutinas dan menyiapkan konser tahunan dari Agency, apa kau bisa hadir saat kakak sedang berada di panggung?" Tanya Ritsuki.
Elkira hanya mengangguk, dia sebenarnya jelas tahu maksud kakaknya. Ritsuki ingin dia datang dan bertemu langsung Hatsu, juga Ryota.
"Tapi aku tak berjanji, kakak tahu bukan. Jika saat ini sedang ada ujian sekolah." Baik, alasan yang dia berikan pasti sangat konyol. Sejak kapan dia peduli adanya ujian atau tidak. Yang dia pedulikan hanya tumpukan buku dengan kisah-kisah tak masuk logika.
Ritsuki menaikan sebelah alisnya, janggal mendengar kalimat yang baru saja di lontarkan adik kecilnya.
"Apa kakak baru saja bermimpi?" Tanya Ritsuki dengan tampang bodoh.
Elkira menggigit tangan kakaknya, lalu terkekah saat mendengar teriakan kesal Ritsuki.
"Yak !!! Kau jahat sekali!" keluh Ritsuki sambil melihat tangannya. Pria itu mencubit pipi adiknya dan mendapat suara cempreng Elkira
"Bukankah kakak bertanya, apa kakak bermimpi. Jadi untuk memastikan, aku mengigit tangan kakak. Baik bukan?" Jawab Elkira dengan nada menyebalkan.
"Kau benar-benar jahat L ..." Ritsuki menggelitik adiknya dengan cepat, mereka bergulat di atas ranjang yang seketika menjadi berantakan.
♦♦♦
Tuan Kenichi baru saja pulang ke rumah, dia mendengar suara ribut dari kamar anak gadisnya. Pria paruh baya itu melangkah cepat dan mengintip di balik pintu.
Kedua anaknya saat ini sedang bergulat di atas ranjang dengan teriakan berisik yang jelas membuat kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyum. Ya, dia selalu bahagia saat kedua anaknya melakukan hal gila seperti saat ini.
Bergulat, berteriak, tertawa dan salah satu dari mereka akan berlari pada dirinya untuk mengadu.
Huh ...
Mereka masih sama saja, masih terlihat seperti anak berusia sepuluh dan lima tahun. Tuan Kenici melangkah masuk, namun kehadirannya tak di sadari kedua anaknya.
"Hei hei ... Apa kalian melupakan ayah?" Pertanyaan konyol di ucapkan olehnya yang terkenal tegas saat berada di depan para bawahan.
Kedua anaknya itu berhenti dan menatap ayahnya.
"Ayah ..." ucap keduanya serentak, Tuan Kenichi hanya terkekeh. Masih sama seperti dulu, kedua anaknya turun dari ranjang dan akan mengadu atas tindakan dari kakak atau dari adiknya.
"Ayah, kakak dia--" ucapan Elkira terhenti saat Ritsuki mencubit kedua pipi Elkira gemas.
"Jangan dengarkan dia ayah," ucap Ritsuki sambil terkekeh, dia melepaskan cubitan gemasnya.
"Yak ... kakak !!!" Teriak Elkira kesal, dan bersiap menyerang Ritsuki.
Ritsuki langsung bersembunyi di balik tubuh ayahnya, dan Elkira berusaha menangkapnya.
"Ayah ... lihat anak gadismu itu," ucap Ritsuki sambil mengejek adiknya, membuat wajah Elkira memerah.
Elkira mengejar kakaknya, mereka mengelilingi sang ayah, dan Elkira menghentakan kakinya dengan kesal. Jangan lupakan teriakan dengan suara cempreng khas seorang gadis pembuat onar.
Tuan Kenichi terkekeh dengan tingkah kedua anaknya itu, dia menggeleng saat keduanya sama-sama menarik napas panjang dan memburu karena lelah.
Selalu begini, keluarga mereka selalu saja penuh dengan canda dan tawa.
Walau dia di tinggal seorang istri yang memilih pergi bersama seorang pria kaya raya lain.
Kala itu dia tak menuruti istrinya untuk melakukan penggelapan dana, padahal kondisi keuangan keluarga mereka sedang dalam masa kritis.
Tuan Kenichi tak ingin bermain dengan api yang di namakan korupsi, jika menjadi pejabat jujur saja sudah banyak masalah, lalu bagaimana jika melakukan kejahatan yang termaafkan, memakan semua uang rakyat, menjadi sejahtera sedangkan rakyat dan negara mengalami krisis.
Itu bukan sikapnya, dia tak ingin melakukan hal tersebut, dan karena hal itu dia kehilangan seorang wanita yang sudah menghadirkan kedua anak yang sangat dia sayangi.
Kedua anak yang kini tak pernah ingin tahu bagaimana ibu mereka dan apa yang terjadi pada wanita yang melahirkan mereka.
"Kalian selalu saja seperti ini," ucapnya sambil terkekeh. Kedua anaknya saat ini malah berada di kiri dan kanan tubuhnya.
"Ayah, adik mengatakan jika dia ingin fokus belajar untuk ujian. Bahkan dia tak ingin melihat pertunjukan konser Historia demi pelajarannya," adu Ritsuki pada ayahnya.
"Aku harus lulus dengan nilai baik agar Ayah bangga," kilah Elkira tanpa dosa.
"Kau pasti menghindari Ryota dan Hatsu ... Jujur saja pada kakakmu ini L," jawab Ritsuki.
"Ayah, jangan percaya. Kakak sedang berbohong padamu. Kedua temannya pasti menjadi alasan agar ayah marah padaku," jawab Elkira lagi sambil membujuk ayahnya.
"Ck ... Kau bohong L, lihat ayah tumpukan buku di atas Sofa, jika dia ingin serius ujian, dia pasti sedang belajar dan mengerjakan soal latihan di dalam buku pelajarannya," adu Ritsuki pada ayahnya.
"Aku sangat cerdas, jadi aku tak perlu belajar kak." Bela Elkira pada dirinya sendiri.
Keluarga yang hangat, dan itu membuat Tuan Kenichi merasa semakin senang. Dia memegang tangan anak-anaknya, menghentikan perdebatan konyol keduanya, lalu terkekeh.
"Baik-baik, apa sekarang kalian berdua bisa temani ayah makan? Ayah sangat lapar," ucap Tuan Kenichi pada kedua anaknya.
Keduanya langsung mengangguk dan pergi bersama Tuan Kenichi dari kamar milik Elkira.
Ketiga orang itu sesekali bercanda dan tertawa bersama. Lalu akan saling ledek dan kalian pasti tahu bukan, siapa yang akan berteriak dengan suara cemprengnya.
Para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan makan malam tersenyum bahagia. Melihat keluarga Kenichi yang tak pernah berselisih paham, menjadi kebahagiaan bagi mereka semua.
Tuan Muda yang tampan, juga sangat baik pada mereka.
Nona Muda yang nakal, dan mendatangkan sejuta tawa serta warna di rumah besar tempat mereka bekerja.
Seorang Tuan Besar yang sangat bijak dan memperhatikan mereka layaknya keluarga.
Tak jarang Tuan Kenichi akan mengajak mereka berlibur bersama dengan kedua anaknya. Mereka akan pergi ke mana saja yang di sukai anak gadis dari Tuan Besar mereka, atau akan menonton konser yang di laksanakan oleh Tuan Muda.
♦♦♦
Pagi ini sedikit berbeda, sudah beberapa hari kepulangan Ritsuki ke rumah. Ritsuki tidur bersama adiknya, dia menjadi alaram bagi adik kecilnya, lalu akan mengantarnya kesekolah tanpa terlambat.
Setiap hari selama ujian, Ritsuki mengantar Elkira sebelum berangkat ke ruang latihan di gedung Agency yang membesarkan nama-nya dari Band Historia.
"Aisss lihat semua gadis menyebalkan yang sedang berdiri di dekat gerbang," cibir Elkira sambil merengut. Dia membenci ketika semua orang menatap kakaknya, mereka tak pantas untuk kakak yang dia cintai.
Sedangkan Ritsuki hampir saja tertawa lantang jika tak menjaga mood adiknya yang sedang di ambang kerusakan.
"Hentikan L, kakak hanya akan mengantarmu saja bukan. Bukankah, setelah pengumuman kelulusan, kau akan pergi bersama teman-temanmu untuk berkemah di pinggir hutan?" Pertanyaan Ritsuki membuat Elkira sadar jika dia sudah berjanji sedari awal mengikuti acara kemah merayakan selesainya ujian serta kelulusan mereka. Elkira juga sudah menjanjikan itu pada Ryuga sebelum kakaknya meminta dia datang ke acara konser besar tahunan milik agency.
"Ya, dan aku akan mencari di mana air terjun yang kakak katakan indah itu," ucap Elkira sambil tersenyum.
Benar adanya, jika hutan yang akan menjadi lokasi acara kemah mereka mempunyai air terjun yang indah, kakaknya juga adalah seorang pecinta alam dan pernah kesana untuk sekedar melepas lelah dari keributan di pusat kota.
Elkira ingat, Ritsuki pernah memberi dia foto air terjun yang indah, dan Elkira sangat ingin ke sana untuk melihat secara langsung. Elkira baru saja ingin keluar, namun tangan Ritsuki menahan Elkira.
"Ada apa kak?" Tanya Elkira pada kakaknya.
"Humm ... jangan lupa, kakak menyayangi dirimu L," ucap Ritsuki pada adiknya.
"Aku juga menyayangi kakak." Elkira tersenyum, gadis itu membuka pintu mobil, keluar dan menutup pintu. Saat berada di dekat gerbang, tangannya melambai dan tersenyum riang.
Beberapa orang seakan tersihir dengan senyum manis itu. Bahkan para siswa penghuni sekolah sampai termagu. Senyuman yang tak pernah mereka lihat, dan hanya di berikan Elkira untuk satu orang, siapa lagi kalau bukan Ritsuki, kakaknya.
Dari jauh, Ryuga berlari dan sengaja menabrak Elkira, dia jelas tahu jika Ritsuki akan keluar jika adiknya di jahili dengan ganas.
Elkira tak bisa menjaga keseimbangan, lalu terjatuh. Detik berikutnya dia mendengar suara tawa milik Ryuga. Bersamaan dengan itu, udara di sekitar seperti habis tersedot oleh satu objek yang baru keluar dari dalam mobil, suara langkah terburu dengan aura siap berperang terasa dan terdengar bagai lonceng kematian di dasar jurang neraka.
GLEK ...
Ryuga menelan ludah kasar, saat melihat Ritsuki yang memandangnya penuh emosi. Baik, sepertinya Ryuga memilih waktu yang salah untuk bermain bersama kakak sahabatnya ini.
Ritsuki maju, menarik tangan Ryuga kasar.
"Ryuga !!!" Ucap Ritsuki penuh dengan pandangan intimidasi.
"Y-ya ..." Jawab Ryuga susah payah.
Elkira yang melihat kakaknya marah, hanya bisa memandang takut. Bagaimana jika mereka membuat keributan? Para warga sekolah yang mengenal Ritsuki sudah berkumpul dan akan menonton pertunjukan opera besar secara gratis. Bahkan semua orang sudah siap untuk mengabadikan video ataupun foto untuk membuatnya menjadi topik utama di acara gosip harian.
"Kau sangat pintar dalam membuat Elkira kesal, aku bangga padamu!" Ucapan tak masuk akal di ucapkan Ritsuki, Elkira melongo dengan bibir terbuka. Apa-apaan kakaknya, Dia pikir pria menyebalkan itu akan mengamuk seperti macan kehilangan taring, tapi lihat sekarang kakak dan sahabatnya sedang berpelukan dan tertawa bersama, memandang dirinya yang terlihat konyol karena mengharapkan pertunjukan opera langka dari Ritsuki dan Ryuga. Kedua orang itu adalah masalah terbesar dalam menghancurkan harapan orang lain.
"Hahhaha ... Lihat wajah bodohmu L," ucapan Ryuga membuat Elkira sadar dan menghentakan kakinya, sedangkan kakaknya saat ini malah tertawa senang sambil memegang perut.
"Kalian menyebalkan!" Ucap Elkira sambil melangkah kedalam gerbang sekolah, sungguh menyebalkan dan sangat mengesalkan.
Bisakah dua orang manusia itu tak membuat harinya penuh dengan emosi? Beberapa menit sebelumnya Ritsuki membuat dia merasa sangat nyaman, dan dalam hitungan detik saudaranya membuat semua khayalan akan seorang kakak yang manis terhempas dengan kasar di dasar jurang.
♦♦♦
Seperti biasa, Elkira akan mendengar ocehan Ryuga tentang kekonyolannya dan video p***o terbaru yang di perankan oleh Maria Ozawa.
Elkira makan sambil memberi aura gelap di sekitarnya, cukup untuk menghentikan Ryuga yang super cerewet mengalahkan karakter kartun Donald duck.
"Jadi, kau memilih perkemahan di banding konser kakakmu? Apa kau masih kesal pada kelakuan Hatsu dan Ryota?" Pertanyaan Ryuga hanya di tanggapi dengan anggukan kepala dari Elkira.
Ryuga menatap Elkira kesal karena sedari tadi hanya mendapat anggukan kepala tanpa suara. Dia juga harus ekstra melatih kesabaran jika Elkira sedang dalam kondisi yang tak bisa di katakan baik. Bagaimanapun pagi tadi dia bersekongkol dengan Ritsuki untuk membuat Elkira menahan jengkel seharian.
"Baik, baik ... Aku yakin kak Rirsuki tak akan meminta hal lain padaku, selain menjagamu," ucap Ryuga lagi. Dan kembali mendapat anggukan kepala dari Elkira.
"L, bicaralah," pinta Ryuga, lalu mendapat gelengan kepala dari Elkira.
Terus saja seperti itu, sampai Ryuga bosan dan memilih makan tanpa peduli dengan pandangan para penghuni kantin yang menatapnya penuh tanda tanya.
Jika dia bukan manusia, dapat di pastikan mangkuk dan sumpit di tangannya sudah menjadi santapan penutup.
"Baiklah, baiklah, ayo kita melihat nilai dan kau tahu bukan, dua hari kedepan kita akan berangkat ke perkemahan." Ryuga menatap Elkira.
Elkira mengembuskan napasnya lelah, lalu menatap sahabatnya.
"Huh, aku yakin jika guru-guru itu akan mengarang nilaiku, mereka takut ayah menarik semua donasi yang dia berikan untuk sekolah ini," jawab Elkira sambil memainkan ponsel di tangannya.
"Yah, seperti biasa aku mengerti maksudmu. Hasil akhirnya sudah di tebak. Bahkan aku juga tahu dengan hasilku sendiri. Jadi mari kita pulang ke rumahmu dan bermain Game." Keputusan baik, dan mendapat anggukan kepala dari Elkira.
Pada dasarnya tujuan Ryuga hanya ingin mendapat episode baru dari film yang di perankan oleh Maria Ozawa dari Ritsuki.
Keduanya bergegas dengan membawa tas, Ryuga meraih kunci motor miliknya. Mereka berlari ke halaman belakang, lalu melompati pagar dan berlari bebas ke arah parkiran umum di seberang jalan.
Kabur dari sekolah adalah kesenangan kedua anak manusia itu. Mereka tak sadar jika ada malaikat yang mengawasi mereka dan menggelengkan kepalanya.
"Kau masih mengawasi sang rubah?" Pertanyaan dari malaikat lainnya.
"Ya. bukankah, kita harus menuntun-nya kembali?" Jawab malaikat itu pada temannya.
"Kau benar, waktunya semakin dekat. Apa kita kembali menghancurkan hidupnya, dia terlihat bahagia di masa depan, berbeda dengan masa lalu. Dulu dia di bingkai oleh Dewa Matahari, memisahkan dia dan Lord Hakken, membuatnya terlempar ke masa depan, dan lebih parahnya kita--" ucapan malaikat terhenti.
"Kita membunuh satu kehidupan dalam rahimnya," jawab malaikat yang lain pada temannya.
Keduanya saling berpandangan, mereka akan merebut hidup sang rubah kembali, membuat jalan hidup Kagume menjadi sulit. Tapi, bagaimanapun. Kagume memang harus kembali dan membereskan kekacauan yang pernah terjadi di dunia immortal, kembali menyeimbangkan tiga dunia.
Itu adalah takdir, tak bisa di lawan. Semuanya telah tertulis di buku kehidupan.