PDS 14

1270 Words

Luvina sejak pagi mengurung diri di kamar. Niatnya untuk keluar mencari pekerjaan, akhirnya harus gagal karena ia tak bisa melihat wajah Fahri. Kesalahan sang ayah di masa lalu, menghantuinya seperti saat ini. Luvina tak memiliki siapa-siapa di sini. Tidak ada yang akan menenangkannya, jadi ia memilih untuk diam dan tak ke mana-mana. Leon masuk ke kamar ,dan melihat Luvina sedang berbaring di atas ranjang. Leon memicingkan matanya, melihat perubahan sikap Luvina. "Luv, makan dulu, yuk. Bob sudah menyiapkan makan malam. Ayo," ajak Leon. Luvina memilih berpura-pura tidur, dan tak menjawab. "Luvina, aku tahu kamu pasti mendengarkanku. Tapi, semua ini bukan cara yang baik, apalagi kamu harus menahan lapar dan mengurung diri. Aku nggak tahu apa masalahnya, sejak pagi sampai malam ini kamu n

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD