PDS 22

1768 Words

Luvina mengetuk pintu kamar sang mama, lalu memutar gagang pintu. Ia membuka kamar, dan melihat sang mama tengah terbaring di atas ranjang. Sebenarnya, apa yang ia lakukan, kenapa harus menerima semua ini? Selama ini ia tak pernah menyakiti hati atau mengecewakan sang mama. Ia sangat menjaga bagaimana perasaan sang mama, sampai menerima perjodohan ini demi membuatnya bahagia. "Luvina!" panggil Fahri. "Iya, Mas?" "Masuklah, jelaskan kepada Mama tentang apa yang selama ini kita sembunyikan. Tentang pernikahan yang tak membahagiakanmu," ujar Fahri. "Tapi, Mas, nggak mungkin aku beritahu ke Mama tentang pernikahan kita. Jika Mama tahu hal itu, kita nggak akan pernah bersama lagi. Dan siapa bilang aku nggak bahagia? Aku sangat bahagia dengan pernikahan kita," jawab Luvina. "Jangan se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD