Fandy membuka matanya dengan malas. Sebenarnya ia sudah tidak mau lagi berangkat ke sekolahnya yang berdampingan dengan rumah tua nan usang yang telah membuatnya mengalami hal mengerikan dan didera mimpi buruk semalaman. Semalaman ia bermimpi terkurung di rumah angker itu dan dikejar – kejar ke mana pun ia pergi oleh sosok yang menghantuinya di cermin kamar tidurnya tadi malam. Kalau bukan karena Alicia, ia ingin sekali meminta pada ayah dan ibunya untuk mendaftarkannya di sekolah lain saja. Tetapi, siapa yang akan menolong gadis rapuh itu kalau bukan dia? Teman – teman satu sekolahnya tidak ada yang peduli padanya. Sosok tak kasat mata di rumah angker itu begitulah mengerikan. Apa jadinya jika ia meninggalkan Alicia? Fandy menghela nafasnya. Untuk apa juga ia peduli pada gadis lugu itu? I