Yuni lembur sampai larut malam bersama asisten dan beberapa pegawainya yang lain. “Kita lanjut besok deh. Ini udah lewat jam dua belas. Besok kalian boleh masuk telat.” Orang-orang di rungan itupun mendesah lega dan berkata riang, “Terima kasih, Bu,” lantas meregangkan tubuh begitu atasan mereka pergi dari ruangan yang digunakan bersama untuk lembur tadi. Yuni meniggalkan gedung perkatoran miliknya bersama sang asisten yang merangkap sebagai sekretarisnya juga. “Bian, kamu bawa mobil?” “Kebetulan saya pakai motor, Bu.” Yuni mengangguk paham lalu lanjut berkata, “Kamu anter saya pakai mobil saya ya. Motor kamu taruh di sini saja. Nanti mobil saya kamu bawa. Besok pagi kamu minta supir kantor yang jemput kalau memang mau langsung ke kantor.” “Baik, Bu,” sahut pria yang seusia adiknya