Dirga masih memandangi Yuni yang sedang tidur di sampingnya. Pikiran Dirga diisi penuh pertanyaan yang tak terjawab satu pun. Terlebih setelah perempuan yang telihat nyenyak di sisinya itu mengucapkan kalimat yang membuatnya tercengang tadi. ‘Dirga, ayo kita buat anak!’ Sepengetahuan Dirga selama mengenal Yuni juga cerita Lala dan Ika, perempuan ini adalah perempuan yang tidak ingin berkomitmen dengan pernikahan. Memiliki anak bukanlah cita-cita yang didambakan seperti kebanyakan perempuan pada umumnya. Karena itulah Dirga juga tidak pernah buru-buru mendesak Yuni dengan keseriusan hubungan mereka. Dirga ingin Yuni benar-benar siap. Tak apa ia harus menunggu hingga Yuni yakin dengan hubungan dan komitemen yang akan mereka jalani. Dirga bisa menunggu Yuni sampai kapanpun karena hatinya