Evelyn gemetaran,
Saat mayat wanita berambut pirang itu dibaringkan tepat di sebelahnya, Eve bahkan tidak berani menoleh sedikit pun ke arah manusia mati tersebut. Tubuhnya padat dan berisi serta terbilang seksi untuk ukuran wanita dewasa, sudah pasti setiap orang yang melihatnya akan terpukau. Tapi bagaimana jika dia sudah mati?
Yang jadi pertanyaan bagi Eve adalah, bagaimana mungkin Adam sangat menikmati momen seperti itu dengan seonggok mayat. Eve mengeluarkan air mata, membuang muka meski kedua tangannya masih terikat oleh tali tambang. Beberapa bulan lamanya mengenal sosok Adam Rig, Eve pikir dia adalah salah satu psikopat yang memiliki selera tinggi dan sopan santun yang baik.
Tapi sekarang, pria itu benar-benar memperlihatkan Evelyn sisi sadisnya dan mungkin akan menjadikan Evelyn korban berikutnya. Selera tinggi? Ya, Adam memang memiliki selera tinggi, jika wanita itu masih bisa bernafas. Saat kulit mereka bersentuhan, Eve dapat merasakan dingin kulit wanita itu yang membuat tubuh Eve merinding.
Sementara Adam tengah sibuk membuka seluruh pakaian Evelyn, menata mereka berdua dan memandanginya.
"Sangat cantik..." ujarnya tersenyum.
Sakit jiwa...
Evelyn menangis, ini sungguh di luar batas nalar. Pria itu ingin melakukan seks bertiga, dan yang lebih parah dengan sebuah mayat. Adam yang melihatnya mencoba menenangkan gadis itu.
"Shh... jangan menangis...." Adam yang berada di atas Eve menghapus air matanya.
"Lepaskan aku, kumohon... aku tidak siap untuk semua ini." rintih Eve, suaranya pilu. Namun Adam tetaplah Psikopat yang tidak memiliki hati nurani meski dengan gadis yang ia kasihi sekalipun.
"Jangan memohon padaku Eve! Kau tidak seperti gadis lain, kau adalah gadis yang kuat." tukas Adam, Evelyn menggeleng.
Kegilaan Adam benar-benar membuatnya merinding setengah mati, dia baru bertemu kembali dengan pria itu hari ini. Dan Adam sudah memperlihatkan caranya hidup dengan ketidakwarasannya, entah Eve akan bertahan sampai kapan bersama pria itu.
"Kau hanya tinggal mendesah dan menikmatinya..." suara Adam mulai berbeda, Eve sempat melirik kedua mata pria itu menggelap.
Dan Eve sadar, sekarang adalah waktunya ia memberikan hidupnya kepada pria itu meski ia tahu, Adam Rig yang merenggutnya dengan paksa.
Evelyn hanya menutup mata, walaupun ia sadar jemari pria itu meraba seluruh tubuh Evelyn. Seolah menggoda Eve untuk mendesah, namun Eve tak urung melakukannya karena rasa risihnya terhadap wanita mati di sebelahnya.
Tiba-tiba, Adam menekan leher Evelyn. Eve yang kebingungan dan sama sekali tidak mengerti apa yang harus dilakukan saat berhubungan seks akhirnya mengikuti pergerakan Adam. Namun saat Adam membuat Eve menoleh ke arah wanita mati itu, dan menyadari bahwa sebelah tangan Adam juga menekan leher wanita itu dan menyatukannya.
Evelyn berontak, tapi Adam lebih kuat dan sepertinya percuma melawan pria itu, dia akan membujuk Eve dengan pelan hingga Eve akhirnya luluh. Tidak seperti Psikopat yang lain, tempramental dan pemaksa. Adam Rig cenderung membujuk dengan pelan karena dia sangat mengerti titik kelemahan dari setiap orang.
Dan pada akhirnya, meski wajah Evelyn meringis dan ia menutup kedua matanya serta menahan indera penciumannya. Bibir mereka bertemu, walaupun Eve akui bibir wanita itu sangat kenyal dan nampak seksi. Tapi Eve belum segila itu untum bercinta dengan benda mati.
"Kalian benar-benar seksi..." ujar Adam, suaranya sedikit serak, dan Eve dapat merasakan sesuatu yang mencoba menerobos dirinya.
Evelyn menjerit kencang, jeritannya menggema dan bagi yang mendengar pasti sangat prihatin. Adam menyeruak dengan kasar, Eve bahkan tak dapat menahan air mata yang lagi-lagi keluar karena menahan sakit. Sakit, perih dan takut serta ngeri bercampur menjadi satu di dalam hatinya.
Ia memengangi tali tambang dengan kuat yang mengikat kedua tangannya, Adam benar-benar telah menghancurkan seluruh hidupnya, bukan hanya hidupnya. Tapi juga tubuhnya, tubuh ringkih itu menahan bobot tubuh besar Adam yang menggagahinya dengan brutal. Adam bahkan sampat meremas bagian tubuh wanita mati itu dan sesekali menciumnya.
Evelyn tidak akan sudi merasakan bibir yang telah berciuman dengan mayat itu....
Walau saat ini Adam mengecup dahinya, Evelyn merasa jijik. Cepat-cepat ingin ia sudahi kegiatan Adam yang menyakiti selangkangannya, namun ternyata. Rasa sakit itu tak berhenti sampai di situ, Adam kembali mengambil sebuah tali yang entah datangnya dari mana.
Eve mengernyit, ketika Adam mengikat kedua payudaranya agar membuat p******a ranum itu lebih menyembul. Dan Eve sangat yakin, setelah ini tali tersebut akan meninggalkan bekas merah dan rasa sakit yang tertinggal. Evelyn tersentak, tubuhnya berguncang hebat. Adam benar-benar tak menyiakan momen ini.
Gadis itu benar-benar sama sekali tak pernah tersentuh, Adam bahkan yakin jika Evelyn mati-matian menahan rasa sakit yang ia berikan. Terbukti dari raut wajah Evelyn, meski berkeringat, wajahnya hampir sama dengan mayat di sebelahnya. Pucat dan nafasnya tecekat. Adam benar-benar memberikan kesakitan tidak hanya pada selangkangannya, namun p******a dan sekitar wajah cantik itu tak luput dari remasan jemari Adam.
Adam bahkan tak lagi menghiraukan mayat wanita itu dan hanya terfokus pada Evelyn. Desahan pilu gadis itu, rintihan dan segala rengekannya. Seperti alunan lagu yang indah, bahkan lebih indah dari musik klasik yang Adam sukai.
Ia mengecup leher Evelyn, tubuh gadis itu benar-benar dingin sekarang meski berkeringat.
"You're gonna be my queen...." bisik Adam di telinganya. Eve tidak begitu mendengarkan karena nafasnya hampir habis.
Sangat lama, sampai pandangan Evelyn hampir pudar dan ia merasakan pusing yang luar biasa. Selang tak lama kemudian, Evelyn benar-benar tak sadarkan diri....
Adam yang melihatnya terkejut...
Ia segera menghentikan kegiatannya dan berusaha menyadarkan Evelyn, namun gadis itu benar-benar pingsan sekarang.
Adam menghela nafas kasar, kahwatir tentu saja. Terus berpikir apa ia benar-benar brutal dalam hal seks.
Mungkin karena ini adalah pertama kalinya bagi Evelyn dan lagi, gadis itu dalam kondisi yang tidak terlalu baik.
Ia sama sekali belum memakan apapun dan rasa syok ketika disatukan dengan mayat mungkin menjadi faktor pendukung.
Adam segera membuka ikatan di seluruh tubuh Evelyn, memakaikan gadis itu selimut agar menutupi seluruh tubuhnya dan segera merapihkan tempat tidur termasuk menyingkirkan mayat yang mungkin dapat membuat gadis itu kembali syok.
Adam mengambil peralatan medisnya, Evelyn begitu dingin dan pucat. Dan ini pertama kalinya Adam sangat cemas dan takut setelah beberapa tahun tak merasakan perasaan itu, ketika ia kehilangan Ayah angkat yang sangat baik padanya.
Namun ia dapat merasakan, denyut nadi Evelyn masih ada dan bekerja dengan baik. Gadis itu hanya kelelahan, Adam lalu menyunggingkan senyum.
"Aku kira aku kehilanganmu Eve..." ujar Adam.