Pagi itu, suasana di meja makan terlihat cerah. Linda, dengan senyum hangatnya, menatap Wisnu dan berkata, “Hari ini aku berencana untuk menghabiskan waktu dengan sedikit relaksasi. Aku ingin berbelanja dan melakukan perawatan di salon langgananku. Sudah lama rasanya tidak ada waktu untuk sekadar memanjakan diri.” Nada bicaranya santai, dan ia tampak bersemangat.
Wisnu, yang duduk di seberang meja, tampak menanggapi dengan senyum kecil, meski ada sedikit kegelisahan yang tersirat di wajahnya. “Baguslah, kamu memang perlu istirahat setelah perjalanan dinas beberapa waktu ini,” jawabnya. “Lagipula, kamu sudah bekerja keras. Menyisihkan waktu untuk diri sendiri itu penting.”
Linda tersenyum lega mendengar dukungan dari Wisnu. Sambil meminum kopi, ia membayangkan hari yang menyenangkan, jauh dari urusan kantor atau beban kerja. Namun, Linda tetap tak bisa menghilangkan perasaan ganjil yang masih tersisa dari malam-malam sebelumnya. Meski ia berusaha bersikap biasa, pikirannya sesekali kembali pada keganjalan yang ia rasakan di rumah belakangan ini.
Di sisi lain, Mita duduk di samping mereka, mendengarkan percakapan dengan ekspresi yang agak canggung. Dia berusaha menjaga sikap tenang, namun jelas ada ketegangan di wajahnya. Linda menyadari perubahan kecil pada Mita, tetapi memilih untuk tidak menyinggungnya dan melanjutkan percakapan dengan Wisnu.
“Kalau begitu, aku pergi dulu ya. Kalian nikmati harinya,” kata Linda sambil berdiri setelah menyelesaikan sarapannya. Dengan ringan, ia melangkah keluar, merasa senang akan hari yang sudah ia rencanakan.
Begitu Linda pergi, suasana di rumah berubah hening. Wisnu dan Mita saling pandang, tahu bahwa mereka harus membicarakan sesuatu, namun tidak tahu harus memulai dari mana.
Beberapa saat kemudian, Linda akhirnya tiba di sebuah pusat perbelanjaan. Di tengah hiruk-pikuk pusat perbelanjaan, Linda merasa sejenak bisa melepaskan diri dari beban pikiran yang menyertainya selama beberapa hari terakhir. Ia berjalan dengan santai, menikmati suasana, dan sesekali berhenti di depan etalase toko-toko, melihat berbagai barang yang dipajang.
Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika pandangannya jatuh pada sebuah toko CCTV. Toko tersebut menampilkan berbagai jenis kamera pengawas di etalase depannya, dengan poster besar yang bertuliskan, "Tingkatkan Keamanan Rumah Anda dengan Teknologi Terbaru."
"Apa mungkin aku harus memasang CCTV di rumah," pikirnya sambil terus mengamati beberapa CCTV yang terpajang di etalase toko.
Linda berdiri di depan toko itu, terdiam sejenak. Entah kenapa, ia merasa tertarik, dan tiba-tiba muncul ide untuk memasang kamera CCTV di rumahnya. Ia berpikir bahwa CCTV mungkin bisa membantunya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah. Jika memang ada sesuatu yang mencurigakan, ia akan bisa memastikannya.
"Ya, sepertinya aku memang harus memasang CCTV di rumah," ucap Linda dengan lirih seolah sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
Tanpa ragu lagi, Linda melangkah masuk ke dalam toko dan mendekati salah satu penjaga toko. “Selamat siang, Bu. Ada yang bisa kami bantu?” sapa penjaga toko dengan ramah.
“Saya tertarik dengan CCTV untuk rumah. Ada rekomendasi yang cocok untuk dipasang di beberapa ruangan?” tanyanya sambil melihat-lihat katalog produk yang diberikan oleh penjaga toko.
Penjaga toko tersebut dengan sabar menjelaskan berbagai fitur kamera, termasuk yang bisa dikendalikan melalui ponsel, merekam dengan kualitas tinggi, dan bahkan dilengkapi dengan sensor gerak. Mendengar penjelasan itu, Linda semakin yakin untuk memasang CCTV di beberapa ruangan di rumahnya.
Setelah berdiskusi sejenak, Linda memutuskan untuk membeli beberapa kamera yang bisa dipantau melalui aplikasi di ponselnya. Dengan begitu, ia bisa memeriksa situasi di rumah kapan saja tanpa harus pulang terlebih dahulu. Linda merasa lega dan yakin bahwa keputusannya ini akan membantunya mengatasi perasaan ganjil yang selama ini menghantui.
Selesai melakukan pembelian, Linda berjalan keluar dari toko dengan sedikit perasaan tenang dan puas. Sekarang, ia hanya perlu menunggu teknisi memasang CCTV tersebut di rumahnya, dan ia akan siap mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
***
"Halo, Mas. Selamat malam," ucap Linda yang segera mengambil tas kerja Wisnu dari tangan suaminya.
Malam itu, Linda menyambut Wisnu dengan senyuman lebar begitu ia tiba di rumah. Kebahagiaan tampak di wajahnya, sebagian besar karena rencananya untuk memasang CCTV di rumah sudah berjalan sesuai rencana. Ia merasa kehadiran kamera tersebut akan memberikan kejelasan dan ketenangan pikiran yang selama ini ia cari.
"Malam, Sayang. Bagaimana kegiatanmu hari ini?" tanya Wisnu sambil memeluk pundak Linda dan berjalan masuk.
"Aku merasa lebih segar setelah berbelanja dan melakukan perawatan tubuh," jawab Linda dengan penuh kebahagiaan.
"Syukulah kalau begitu, aku senang mendengarnya." Wisnu tersenyum ke arah Linda.
"Oh iya, Mas ….." Ketika Linda akan memberi tahu Wisnu tentang pemasangan CCTV, tiba-tiba ponsel Wisnu berbunyi. Wisnu melihat sekilas layar ponselnya dan tanpa berpikir panjang, ia memberi isyarat pada Linda untuk menunggu sebentar, kemudian berjalan menjauh untuk menjawab telepon.
Linda mengamati ekspresi suaminya dari jauh. Ada sedikit kegelisahan di wajah Wisnu yang tak biasa ia lihat sebelumnya. Meski hanya sejenak, Linda merasa ada sesuatu yang aneh. Wisnu tampak berhati-hati saat menerima panggilan itu, seolah tak ingin percakapannya terdengar oleh orang lain. Rasa penasaran mulai muncul dalam pikiran Linda, namun ia memilih untuk menunggu Wisnu selesai berbicara.
Tak lama kemudian, Wisnu kembali ke ruang tamu. Linda menatapnya penuh tanya, tetapi mencoba menahan diri untuk tidak bertanya langsung tentang panggilan itu. "Ada apa, Sayang? Sepertinya telepon penting?" tanyanya dengan nada lembut.
"Oh, nggak ada apa-apa, cuma urusan pekerjaan," jawab Wisnu singkat sambil tersenyum kecil, mencoba mengalihkan perhatian Linda. "Oh ya, tadi kamu mau bicara apa?" tanya Wisnu penasaran.
"Enggak ada yang penting kok," jawab Linda. "Ya udah, sekarang kamu mandi dulu! Biar aku siapkan makan malam untukmu." Linda menyerahkan tas dan jas kepada Wisnu.
"Ya udah, aku mandi dulu," jawab Wisnu yang segera meraih tas dari tangan Linda, ia langsung berjalan menuju ke kamarnya.
Sementara itu, Linda segera berjalan ke arah dapur. Beberapa saat ia berdiri di dapur dengan rasa penasaran. Ia berharap semoga ke khawatirannya selama ini salah.
"Semoga saja apa yang aku khawatirkan selama ini salah," ucap Linda lirih.