Bab 21 - Rasa yang Berbeda

1523 Words

“Itu, tadi Fiona dengan Papanya datang ke kantor dan kita makan siang bersama. Saat di dalam lift Fiona hampir jatuh, jadi aku menahannya agar tidak jatuh. Mungkin parfumnya yang menempel,” kata Devian sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sikap Devian saat ini seperti seorang anak yang ketahuan berbohong. “Ohh kalian bertemu tadi.” Daisy membantu Devian membuka kemejanya lalu menjatuhkannya ke lantai. “Kamu mau mandi?” tanya Daisy. “Kamu nggak marah?” tanya Devian. “Kenapa harus marah?” tanya Daisy balik. “Siapa tahu kamu marah karena aku bertemu dengannya,” jawab Devian cepat. “Tidak, aku nggak marah. Lagi pula aku nggak punya hak untuk marah. Kamu juga bilang kalau kamu nggak akan melakukan apapun dengannya, jadi apa yang perlu di marahi dalam pertemuan itu? Kamu pasti mau mak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD