Waktu Kembali

1577 Words
Dengan menyeret koper keluar dari apartemen milik Woojin, ia merasa sangat senang karena pada akhirnya ia telah menuntaskan tugas beratnya. Pandangan Mark pun kini menoleh menatap gantungan kunci boneka yang diberikan oleh Donghyun kepadanya beberapa menit sebelum ia pergi dari apartemen itu.   Flashback “Aku sudah menyelesaikan semuanya, kau bisa mencicipi kue ku … aku akan pergi karena kurasa aku sudah terlambat setengah jam dari sini!” ucapan mark kala itu membuat Donghyun yang tengah menonton tv pun menoleh menatapnya yang kembali memakai ransel miliknya dan meraih koper yang ada di sana, yang membuat Donghyun pun beranjak dari duduknya untuk kemudian berjalan menghampirinya seraya berucap, “Yeah … terima kasih atas segalanya, Mark-ssi!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini menolehkan pandangannya ke arah Donghyun yang kemudian Mark pun tersenyum dan menganggukkan kepala menanggapi hal itu. “Apakah kau ingin aku mengantarmu hingga bawah?” tanya Donghyun kepada Mark yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Aniia … aku akan turun sendiri ke bawah, itu akan lebih melegakan!” jawab Mark kepada Donghyun yang kini tersenyum dan mengangguk menanggapinya, “Ah! Chakkamman! (Tunggu sebentar!)” ucap Donghyun seraya pergi ke samping sofa dan mengeluarkan sesuatu dari dalam nakas laci itu, dan kemudian berjalan kembali mendekati Mark seraya memberikan gantungan boneka cantik kepadanya. “Huh?” tanya Mark terkejut ketika Donghyun memberikan itu kepada Mark, dan membuat Donghyun pun berucap, “Ini adlaah gantungan yang diberikan Woojin kepadaku, tapi … aku rasa aku tidak cocok dengan ini, ambillah sebagai kenang-kenangan! Dan datanglah lagi kemari jika kau merindukanku atau Woojin!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini menoleh menatap gantungan itu dan kemudian terkekeh melihatnya, dan meraih gantungan itu seraya menganggukkan kepala. “TErima kasih … aku akan menyimpannya dengan baik!” ucap Mark kepada Donghyun yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian menghembuskan napasnya di sana. “Wah … aku tahu ini bukan perpisahaan yang lama, tapi entah mengapa aku merasa sedih saat ini ya! Aku rasa Woojin juga merasa seperti itu!” ucap Donghyun kepada Mark yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Yeah …” ucap Mark kepada Donghyun. “Sampai jumpa lagi!” ucap Donghyun kepada Mark saat itu. Flashback off Mark tersenyum dan kemudian menoleh menatap langit yang cera saat itu, ia menyeret kopernya di tengan salju lembut yang turun yang membuatnya kini memotret moment itu untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya ia kembali ke masa dua ribu tujuh puluh lima. Waktu di mana seharusnya ia hidup. Ia berjalan menuju taman kota tempat di mana ia terjatuh saat itu, dan ia pun tersenyum dan kemudian memejamkan matanya, untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia pun kembali berada di sebuah ruangan yang ia yakini merupakan ruang portal dimensi yang ada di perusahaan NIMI COmpany. Ketika ia membuka kedua matanya, tepukan tangan meriah menyambut kedatangannya dan ia tahu jika ia baru saja disambut dengan hangat oleh staff, pemilik dan bahkan Yuna serta Ab yang sudah menunggu kedatangannya seolah menjemputnya saat itu. “Marta!!!” panggil Yuna dengan senang, ia berlari ke arah Marta yang kini menekan tombol off pada Gosk miliknya dan segera mendapatkan pelukan hangat dari Yuna yang terlihat sangat senang setelah mendapati kedatangan dari sahabat kecilnya itu. “Apakah aku berhasil?” tanya Marta saat itu, dan membuat Dhan sang penanggung jawab kini berjalan mendekatinya dan kemudian berucap, “Tentu saja! Perjalanan anda berhasil dengan mulus! Tak ada yang tahu siapa anda saat itu, dan bagaimana rasanya menjadi seorang pengembara?!” tanya Dhan kepada Marta yang kini menolehkan pandangannya ke arah Dhan yang kemudian tersenyum seraya berucap, “Spektakuler! Aku sangat senang mengembara waktu, terima kasih atas fasilitas yang anda berikan ini, aku sangat suka dengan liburan yang satu ini!” ucap Marta yang kini menjabat tangan Dhan dengan sangat senang, dan kemudian pandangannya kini menoleh menatap Yuna yang tertawa menanggapinya. Pandangan Dhan kini menoleh menatap tas dan koper yang di bawa oleh Marta yang kemudian berucap, “Wah … sepertinya kau banyak belanja dari masa lalu ya?” tanya Dhan kepada Marta yang kini menolehkan pandangannya ke arah koper itu dan kemudian tertawa seraya bertanya, “Hahaha … tak apa aku membawa barang-barang ini?” tanya Marta kepada Dhan yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Sure! Kau bisa membawa semua pakaian itu!” ucap Dhan kepada Marta. “Mari, anda harus mengisi form terlebih dahulu dan anda bisa pulang dan beristirahat di rumah dengan nyaman setelah selama seminggu berkelana di masa lalu, Nona Marta!” ucap Dhan dengan sangat ramah kepadanya, yang membuat Marta pun menganggukkan kepala dan kemudian mengikuti langkah dari Dhan setelah sebelumnya menitipkan koper dan juga tas kepada Yuna dan juga Ab. … “Oahhh! Lelahhh!” ucap Marta seraya terduduk di mobil milik Yuna saat itu, yang membuat Yuna yang menanggapinya kini terkekeh mendengar keluhan itu, “Bagaimana apakah seru menjelajahi masa lalu, Marta?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab saat itu membuat Marta terkekeh dan kemudian berucap, “Satu kata yang harus kau ketahui, pertama kali aku menginjakkan kaki di sana adalah bingung, aku sangat kebingungan di sana meski aku sudah membaca dan mempelajari semua di tahu dua ribu lima belas!” jelas Marta kepada AB, yang kini tidak hanya membuat Ab namun membuat Yuna juga tertawa karenanya. “Tapi aku merasa kau melakukannya dengan baik, Marta!” puji Yuna kepada Marta yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Ah … lalu bagaimana dengan Woojin … ah … maksudku kakek Woojin? Apakah dia masih ada? Dan bagaimana dengan Daniel?” tanya Yuna merasa penasaran tentang takdir dari kedua orang itu, yang membuat Yuna kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Aku akan melihatnya nanti, tapi karena kau baru saja pulang … aku ingin membuatmu senang terlebih dahulu, jadi aku memutuskan untuk membawamu ke restauran kesukaanmu!” ucap Yuna kepada Marta yang terlihat terkejut mendengarnya, “Hah? Serius? Bukankah itu haru menunggu reservasi terlebih dahulu?” tanya Marta kepada Yuna yang membuat Ab menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Karena Yuna berucap seperti itu, berarti resevarsi sudah di pesankan terlebih dahulu, jadi kita langsung datang dan makan di sana!” ucap Ab kepada Marta yang kini tersenyum dengan senang seraya berseru, “Yeah! Makan!” ucapnya dengan senang, dan hal itu membuat Yuna tertawa dengan senag karenanya. … Mereka melakukan healing kepada Marta karena Marta terlihat sangat lelah hari itu. “Aku akan langsung mengantarmu pulang ya?” tanya Yuna kepada Marta yang kini menolehkan pandangannya ke arah Yuna, yang kemudian ia pun menganggukkan kepalanya. “Jadi … kau yang akan mengecek kondisi dari Daniel dan Woojin, kan Yuna?” tanya Marta kepada Yuna yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Yeah … Aku akan melakukannya dan mengabarimu setelah aku mendapatkan informasi mengenai keduanya ya!” ucap Yuna kepada Marta yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. Pandangan Yuna kini menoleh menatap Ab yang menganggukkan kepalanya, tahu jika estimasi mereka saat ini adalah rumah Marta. Ab yang kala itu mengemudi pun kini membelokkan ke jalan tempat rumah Marta berada dan setelahnya mereka pun berhenti di sana. “Apakah Ibuku ada di sini?” tanya Marta kepada Yuna yang kini menggelengkan kepalanya menggapi hal itu dan kemudian berucap, “Dia berada di cafe!” jelas Yuna kepada Marta yang kini menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam rumah, sedangkan Ab kini membawa koper itu masuk ke dalam kamar Marta juga. “Terima kasih kalian …” ucap Marta kepada Yuna dan Ab yang menganggukkan kepalanya menaggapi hal itu. “Beristirahatlah Marta!” ucap Yuna kepada Marta yang kini menganggukkan kepalanya dan kedua temannya itu pun pergi dari sana, membuat Marta segera merebahkan dirinya di atas kasur dan kembali terlelap setelah merasakan kantuk yang sangat berat di hari itu. “Ah … akhirnya tugasku selesai!” gumam Marta kepada dirinya sendiri sebelum akhirnya ia pun tertidur. … Pip … pip …. Pip … pip … Marta mengerutkan dahinya ketika ia mendengar sebuah suara yang amat mengganggu tidurnya saat itu, dan mau tidak mau Marta pun harus membuka kedua matanya dan menoleh menatap prothou miliknya yang kini berdering dan itu adalah panggilan dari Yuna. Pandangannya menoleh menatap jam yang kini sudah menunjukkan waktu malam hari, dan Marta pun segera mengangkat sambungan dari Yuna saat itu. “Yeah … Yuna?” tanya Marta kepada Yuna yang kini terdengar isak tangisnya, yang tentu saja mengejutkan Marta pada saat itu. “Marta … hik … hik …” Dahi Marta mengerut dan ia merasa sangat khawatir dengan Yuna, yang kemudian membuat Marta pun bertanya kepadanya, “Ada apa, Yuna?!” tanya Marta kepada Yuna, “Kakekku … dia terbunuh bahkan ketika sebelum aku lahir … dia terbunuh karena meringkus komplotan yang membunuh Woojin, Woojin terbunuh satu tahun dari tahun dua ribu lima belas …” ucap Yuna kepada Marta, yang tentu saja sangat mengejutkan Marta saat itu, “Apa?!!” Marta terkejut setengah mati, ia memang melakukan sebuah perubahan, namun ia dan juga Yuna tidak menduga jika mereka akan membuat sebuah cerita yang baru hingga takdir malah berlaku semakin buruk di sana, yang tentu saja membuat Marta merasa sangat bertanggung jawab dengan semua yang telah terjadi saat itu. Dan Marta bertekad untuk kembali merubah masa lalu dari Woojin dan juga Donghyun, dan itu ia lakukan demi Yuna dan perasaan menyesal serta tanggung jawab yang telah ia lakukan saat itu. pandangan Marta kini menoleh menatap boneka kecil yang diberikan oleh Donghyun di sana, yang membuatnya merasa sangat sedih saat ini. …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD