Realita yang tak sejalan

1352 Words
Pip … pip …. Pip … pip … Diliriknya pergelangan tangan Marta yang kala itu menunjukkan sebuah cahaya bagaikan layar dengan nama Yuna yang tertera di sana, dan membuat Marta pun kini menekan sambungan accept setelah melihat jika hari itu sudah sangat malam, dan membuat Marta merasa jika ada sesuatu hal yang terjadi, atau setidaknya seperti itu. “Yeah, Yuna … ada apa?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Marta pada saat itu pun hanya dibalas oleh sebuah isak tangis dari Yuna, yang tentu saja membuat Marta terkejut dan segera terbangun dari atas kasurnya pada saat itu, “Yuna, ada apa?! apa yang terjadi?!” itu lah yang di tanyakan oleh Marta, banyak sekali kekhawatiran yang di rasakan oleh Marta kepada Yuna, yang kemudian membuat Yuna pun menjawab, “Marta … kakekku … hk … hk … kakekku, dia terbunuh bahkan sebelum aku lahir, dia terbunuh setelah meringkus komplotan yang membunuh Woojin lima belas tahun setelahnya, Woojin terbunuh satu tahun dari tahun dua ribu lima belas, Marta!”  ucapan yang dilontarkan oleh Yuna pada saat itu sangat-sangat mengejutkan Marta, ia tidak pernah menyangka jika hal lain akan datang dan takdir tetap tidak dapat di ubah, dan bahkan itu hanya akan membuat sesuatu menjadi lebih buruk lagi. “Yuna, kita harus segera bertemu!” ucap Marta kepada Yuna malam itu. … Di sini lah mereka kini, bahkan bukan hanya Yuna dan Marta, namun Ab pun hadir di sana, menemani Yuna yang terlihat masih shock dengan semua kabar yang baru ia ketahui mengenai Kakek Donghyun. Pandangan Marta kini menatap Yuna yang terlihat sangat menyedihkan pada saat itu, yang kemudian membuat Marta pun bertanya kepada dirinya, “Apa yang terjadi?? kenapa menjadi seperti ini?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Marta pada saat itu, membuat Yuna menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Marta dan kemudian berkata, “Aku juga tidak mengetahui bahwa semua akan menjadi seperti ini, Marta! Apa yang harus aku lakukan! Aku bahkan tidak bertemu dengan kakekku lagi sejak lahir, dia tidak mengetahui aku!” ucap Yuna kepada Marta, yang membuat Ab kini hanya terdiam menatap Yuna yang terlihat amat bersedih pada saat itu, dan membuat Marta terdiam beberapa saat dan kemudian menganggukkan kepala seraya berucap, “Baik lah … jika memang dia terbunuh pada tahun dua ribu enam belas, maka aku akan pergi ke tahun itu untuk menyelamatkan dirinya lagi, sama seperti aku menyelamatkannya pada tahun dua ribu lima belas!” ucapan yang di lontarkan oleh Marta pada saat itu pun membuat Yuna kini segera menoleh menatap Marta yang terlihat bersungguh-sungguh menanggapi hal itu, dan kini Yuna pun berkata, “Kau bersedia untuk pergi ke sana lagi, Marta?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna kepada Marta pada saat itu, membuat Marta kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut, “Yeah … aku akan merasa bertanggung jawab di sini, jadi aku harus kembali dan menyelamatkannya lagi, tidak hanya Woojin, tapi juga kakek Donghyun!” sambung Marta kepada Yuna, yang kemudian membuat Ab kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Kalau begitu, biarkan kali ini aku yang membayar biayanya!” ucap Ab kepada Marta dan juga Yuna yang keduanya serempak menoleh menatap Ab yang kini tersenyum ke arah keduanya, dan hal itu sangat-sangat membuat Yuna merasa bersyukur hingga ia memeluk Marta dengan erat dan bergantian memeluk Ab dengan erat, “Aku tidak tahu harus berkata apa kepada kalian berdua, tapi aku sangat-sangat besyukur memiliki kalian berdua di sisiku, Marta … Ab!” jelas Yuna kepada keduanya, dan membuat Marta kini tersenyum menanggapi hal itu dan Ab menganggukkan kepala karenanya. “Baiklah … aku akan mendaftarkan Marta lagi untuk melakukan rekreasi Pengembara lainnya!” ucap Ab seraya menekan prothou miliknya dan men-search pendaftaran untuk rekreasi pengembara yang akan di langsungkan selanjutnya, ia mendaftarkan nama Marta di sana dan membayar semua hal yang menjadi beban biaya kala itu, yang tentu saja biaya tersebut tidak lah murah. “Perjalanan akan di lakukan satu minggu dari sini!” ucap Ab kepada Marta dan juga Yuna yang kemudian membuat Marta kini mengangguk dan menatap Yuna, “Jangan bersedih Yuna, aku berjanji untuk membawa mereka kemari!” ucap Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian tersenyum seraya berucap, “Terima kasih, Marta!” ucapnya seraya memeluk Marta dengan hangat, dan hal itu membuat Marta pun membalas memeluk Yuna. … “Kita akan bertemu lagi besok, untuk saat ini … Yuna akan menginap denganmu Marta, apakah itu tidak apa-apa?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab kepada Marta, membuat dirinya kini menoleh ke arah Yuna yang kala itu sudah terlelap tepat di sampingnya, dan kembali menatap Ab yang tengah menyetir Jika menuju kediaman dari Marta, yang membuat Marta kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Ab. “Terima kasih Ab, aku tidak menyangka jika kau yang akan membayar tiketnya!” ucap Marta kepada Ab yang kini terkekeh mendengar hal itu dan kemudian menoleh menatap Marta seraya berkata, “Lalu?? siapa yang akan membayarnya? Aku tidak akan mungkin membiarkan Kau atau pun Yuna yang membayar itu semua!” jawab Ab kepada Marta yang kini tersenyum dan kemudian berkata, “Katakan saja jika kau tidak ingin Yuna mengeluarkan budged yang sangat besar bukan begitu?” tanya Marta dan membuat Ab kini menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepala seraya berkata, “Yeah … itu benar, karena aku tahu dia sudah mengeluarkan hampir seluruh tabungannya hanya untuk ini semua, Marta … jadi biarkan aku yang mengeluarkan uangku untuk saat ini! Agar setidaknya Yuna masih memegang apa yang seharusnya menjadi miliknya di masa depan nanti!” ucap Ab kepada Marta yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menggelengkan kepala dan berucap, “Kau tahu? Terkadang aku tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan dan apa yang kau pikirkan saat ini, sehingga aku selalu bertanya-tanya niat mu yang sebenarnya itu apa…” ucap Marta kepada Ab yang kini terkekeh mendengar hal itu dan kemudian berkata, “Maafkan, aku hanya tidak ingin Yuna terlihat mengorbankan banyak hal di sini, selama aku bisa melakukannya … maka biarkan saja aku yang lakukan!” jelas Ab lagi, dan hal itu membuat Marta kini terdiam dengan senyuman nya dan menganggukkan kepala untuk berkata, “Yeah … untuk yang satu itu aku tahu, kau adalah teman yang baik untuknya, Ab!” ucap Marta kepada Ab, yang kini tersenyum membalas hal itu dan berkata, “Terima kasih Marta! Sampai jumpa besok, aku akan menjemput kalian di cafe setelah rapatku selesai … kita akan bicarakan mengenai misi yang akan kau jalani selanjutnya!” ucap Ab kepada Marta yang kini menganggukkan kepalanya mengerti dengan hal itu, yang setelahnya Ab pun menekan sebuah tombol di sana, yang berakhir dengan Yuna dan Marta yang menghilang dan muncul tepat di atas kasur milik Marta pada saat itu. “Khkh … dia bahkan memiliki Teleport! Lalu kenapa harus menyetirkan mobil untuk ke rumah jika ia memiliki hal yang lebih instan?” gumam Marta ketika ia menyadari jika Ab memiliki sebuah alat yang cukup bagus dan sangat mahal. Sebuah produk dari IHO+ yang dimilikinya saat itu, membuat Marta kini merasa jika Ab pasti lah menyembunyikan alat itu dari Yuna. Namun, karena ia tahu jika Yuna pasti ceroboh dan meminta banyak hal. Yang pada akhirnya menyembunyikan alat keren dan canggih seperti itu adalah hal yang paling bagus, dan membuat Marta kini berpikir jika Ab sangat cerdik dalam hal menyembunyikan sesuatu. “Baiklah … kita akan berbincang besok!” ucap Marta seraya menganggukkan kepalanya dan menempelkan kedua tangannya tepat di jantung, ketika merasa jika degupan jantungnya terasa lebih cepat, dan pandangannya kini menatap ke arah gantungan kecil yang di berikan oleh Donghyun, meski secara harfiah itu merupakan pemberian dari Woojin, namun sama saja… benda itu diberikan oleh dua orang secara tidak langsung, dan membuat Marta kini bertekad untuk setidaknya memulihkan kembali takdir itu. ‘mereka harus aku selamatkan!’ sebuah tekad yang di gumamkan oleh Marta pada malam itu, terdengar seperti sesuatu yang sangat-sangat di paksakan, seolah dirinya menentang mengenai takdir kematian dari Woojin, yang kini harus menyeret Donghyun kedalam takdir tersebut, dan Marta merasa jika keduanya tidak harus mati pada saat itu. Tekad yang sangat-sangat berani, atau sangat-sangat bodoh untuk di lakukan. Namun, ia tetap akan melakukannya. …  To Be Continue. 

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD