3

1207 Words
***** Adanya dirimu, menjadikan diriku memiliki tujuan untuk bertahan hidup. [BALEFOLT JUNIOR]    Mobil mereka melesat cepat menuju kediamannya, Malton berjalan menuju rumahnya diikuti Louren dan gadis itu dibelakangnya. "Siapa nama loe?" sahut Louren membukaan pembicaraan dengan gadis disampingnya itu. "Maurel, kalo lo?" "Kenalin gue Louren Arthur Balefolt" "Senang bertemu denganmu" Maurel tersenyum pada Louren, begitu juga Louren yang membalas senyumannya. Mereka kini memasuki rumah Arthur yang megah, Malton memasuki rumahnya duluan diikuti dengan Louren, dan Maurel dibelakang mereka dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah menakutkan, louren duduk dikursi untuk porsi dua orang, sementara Malton duduk dikursi khusus untuk pemimpin dirumah ini. "Ayo duduk disini" seru louren pada Maurel, Maurel pun tersenyum dan segera duduk disampingnya. "Gue kangen sama ayah, kenapa bangsa serigala terus menerus mengejar pasukan kita?" gumam Malton seketika senyumannya itu hilang "Oh iya gue inget sesuatu!" Malton berlarian menuju kamar ayahnya, sepertinya ia mencari sesuatu. "Memangnya ayah kalian kemana?" "Dibawa oleh bangsa serigala" lirih Louren pelan, sebenarnya louren dan Malton tak pernah menyangka keadaan akan menjadi sekacau ini, disaat yang belum tepat Malton harus menjadi pemimpin bagi kaum balefolt. Tanggung jawab yang benar benar besar untuk Malton. "Sepertinya, aku berubah fikiran" Maurel berkata dengan tubuhnya yang bergetaran, Louren menatapnya aneh, sementara Malton yang baru datang menatap gadis itu penuh curiga. Gadis itu masih menundukan kepalanya, jantungnya berdegup begitu kencang, nafasnya melaju begitu cepat seperti orang yang dikejar setan. Dengan cepat gadis itu menatap Malton tajam, matanya berubah menjadi hitam pekat, tatapannya tertuju pada buku yang malton pegang, gadis itu langsung membawanya, membuat Louren dan Malton kaget betul. Syyaaeeettt.. Tubuh gadis itu kini berubah menjadi serigala, serigala hitam dan besar, Louren dan Malton segera berlarian untuk mengambil s*****a, sementara buku keturunan Balefolt telah ditelan habis oleh serigala itu. "Sudah aku bilang jangan bawa anak itu kesini!" tegas Louren yang masih sibuk mencari panah pembunuh serigala milik ayahnya. "Dia bukan Maurel, aku yakin itu" "Sudahlah, ini semua gara-gara kau! Aku akan menangani serigala itu tanpa s*****a, ini waktunya, kita tak akan menggunakan s*****a lagi, kita sudah menjadi balefolt senior dan bertanggung jawab untuk membunuh kaum antonius" Louren keluar dari dalam kamar ayahnya, diikuti oleh Malton dibelakangnya, terlihat serigala itu menantangnya untuk bertarung. "Kaum balefolt akan segera musnah, kalian tak mempunyai buku panduan itu lagi, semua nya telah hancur. Ha-Ha-Ha" "Never" Tegas keduanya, seketika mereka berdua berubah menjadi Balefolt, mereka berdua mengepakan sayap asapnya dan mengitari serigala hitam itu. "Kau fikir aku akan takut? Auman mu hanyalah mitos untukku" ujar nya Malton dan Louren mempercepat putarannya, ia mengeluarkan petir yang menjadi jurus terhandal di bangsa Balefolt, mereka masih mengitari serigala itu, angin yang mereka timbulkan berubah menjadi api yang menjalar di sekitar tubuh serigala itu, putaran yang dilakukan kedua nya terus bertambah kencang, tanpa henti, hingga perlahan-lahan kulit serigala melepuh, untuk memperkuat tubuhnya, ia pun mengubah dirinya menjadi bangsa Antonius, taring dan cakar ia semakin panjang dan tajam, setiap saat siap untuk menggigit sayap Balefolt. Serigala itu menuju tubuh louren, menunjukan rentetan giginya yang menjadi, dan cakarnya yang sangat panjang siap mencakar tubuh Louren. Bussshhh Tubuh Louren menghilang seketika, menghindari serigala jadi-jadian. "Kau bilang auman kami hanya mitos?" gerutu Malton dan tersenyum merendahkan dia. "Memang benar" "Aku akan menunjukannya padamu" Tapi sayangnya serigala itu dengan cepat menubruk tubuh Balefolt, dan mencakar leher Malton hingga menimbulkan luka yang cukup dalam, kini Malton terjatuh dengan wujudnya yang kembali seperti manusia. "Kadang pohonpun bisa tumbang sebelum buahnya lebat" ujar serigala itu dengan suara nya yang mengerang Syyyeeettttt... Louren membuka mulutnya lebar-lebar, serigala itu segera menoleh kebelakang, perlahan ia menghisap tubuh serigala itu angin menyertai kejadian ini, sangat kuatnya hisapan Louren ini, "Aaaa, kaum ku akan memusnahkan kalian semu--" ujarnya selagi masih bisa berbicara, serigala itu kini habis ditelan Louren "Ka-kau memakannya?" ujar Malton memastikan, sementara Louren menatap Malton dengan senyuman, lidah nya masih sibuk merasakan lezatnya serigala itu. "I like animal, brother" "Oh yeah, aku lupa" ujarnya dengan nada yang sedikit tak begitu jelas, Louren segera berubah wujud dan menemui malton dengan cepatnya. "Yaampun luka mu dalam" "Maaf, aku selalu egois Louren" "Sudahlah, gadis itu kini pasti ketakutan dikerumuni kaum Antonius" "Aku menyukainya, makanya aku membawa dia kesini, dia anak Jackson, gadis yang pernah diselamatkan ayah dulu, aku benar-benar masih mengingatnya" Louren menatap Malton tajam "Kenapa kau bodoh? Kau tak boleh menyukai manusia Malton" tegas Louren "Aku akan menjadikannya balefolt baru, agar aku bisa menikahinya suatu saat" "Kau ini" louren mendorong malton keras "Aw!" gerutunya, Louren segera tersadar Malton sedang kesakitan. Ia segera membantu Malton untuk berdiri. "Cepat masuk kekamar, aku akan menyembuhkanmu, tunggu aku aku akan mencari buku mantra" Malton pun memasuki kamarnya, menyandarkan tubuhnya diatas kasur, ia kembali mengingat gadis itu, gadis yang pernah ia temui saat usia nya masih kecil, ia mempunyai dua kewajiban sekarang, pertama untuk menyelamatkan kaum Balefolt dan ayahnya, kedua ia harus menyelamatkan Maurel dari Antonius. Louren memasuki kamar malton, ia membawa sebuah buku mantra tebal. "Dihalaman 689" gerutunya pelan, buku itu terbuka sendiri menunjukan halaman yang louren minta sedari tadi. Louren menarik nafasnya dalam dalam setelah melihat buku itu Garze trouuuub antolaaneeh.. Ujarnya sambil meniupkan asap yang keluar dari mulutnya, meniupkannya pada sekujur tubuh Malton. Beberapa detik Malton merasakan cara kerja mantra yang louren ucapkan tadi, tubuhnya kembali menjadi fit. "Wow! Amazing, sis" "Louren Arthur Balefolt" ujarnya membanggakan dirinya Malton tersenyum padanya "Jangan terlalu percaya diri" Louren duduk disebelah Malton "Bagaimana kita melawan mereka? Buku panduan Balefolt telah dimakan habis oleh serigala pekat itu" "Sudah ku bilang, aku tak pantas menjadi pemimpin Lou" "Kau pantas" "Tapi lihat semua ini? Ayah pasti akan marah kalau melihat aku seperti ini" Louren menepuk bahu malton "Never falling in love" "But she beauty, sis" "Aku tau kau menyukai dia sejak dulu, pertama kali Jackson datang kesini diikuti ayah yang membawa Maurel, Malton kecil menatap maurel kecil dengan penuh kagum, aku tau itu! Sepertinya ayah juga mengetahuinya, makanya ia menyuruh Jackson untuk menetapkan Maurel dibibinya, ayah takut kau melakukan hal yang sama seperti apa yang ayah lakukan dulu, ayah juga pernah mencintai seorang manusia, tetapi ternyata wanita itu hanya memanfaatkan ayah untuk mengetahui wilayah Balefolt untuk memusnahkan kita, jahat betulkan? Makanya kau jangan pernah jatuh cinta sekalipun gadis itu keturunan Jackson, ingat hati seseorang tidak akan sama" Malton menatap Louren heran "Kenapa ayah tak pernah menceritakan ini padaku? Entahlah, aku benar-benar jatuh cinta padanya" "But, be careful. Bukan ayah yang menceritakan semuanya, tapi ibu. Saat itu aku masih kecil, dan kau masih ingat kan ibu kita selalu menceritakan dongeng sebelum tidur? Waktu itu ayah sedang melakukan Hosyu dan kau? Entahlah mungkin kau sedang bersama Jackson" Malton mengangguk mengerti "Aku rindu mereka berdua, seandainya saja manusia tak pernah salah faham atas tindakan kita, seandainya saja mereka tau serigala lah yang pembunuh tanpa ampun, seandainya saja mereka sama seperti Jackson, pasti mereka akan membantu kita saat ini" lirih Malton pelan "Oh iya, Jackson kemana?" "Aku menyuruhnya membeli daging sapi yang banyak untukmu, mungkin ia baru melaksanakan perintahku" Louren mengangguk faham, ia menyandarkan tubuhnya dipundak Malton. "Kita berdua bisa membunuh kaum Antonius, aku yakin itu" ujar Malton yakin "Kadang kala aku takut malton, aku takut jika hanya kita saja yang tersisa! Tanpa nenek, tanpa ayah, tanpa buku panduan" "Ada aku disini, maka dari itu nanti malam tepat pukul 00.00 kita akan mencari ketiga Balefolt yang lain" Malton mengelus elus kepala Louren nyaman
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD