2

1205 Words
***** Kadang rasa takut ini selalu datang, tapi semuanya aku buang cepat, karena aku sadar, kau selalu menemaniku. [BALEFOLT JUNIOR]   Malton dan Louren masih berada dilingkungan sekolah, mereka nampak mencari cari seseorang, mata mereka tajam dan menyala merah. Bugh Pukulan keras mendarat dipunggung Malton, mengagetkan keduanya, Malton dan Louren mengarahkan pandangannya kebelakang, sekelompok anak ini lagi, sahutnya. "Kenapa tindakan loe selalu bodoh?" teriak Lukas yang nampak meremehkan keduanya Kini keadaan dilapangan sekolah menjadi hening, tatapan seluruh siswa kini tertuju pada mereka. Malton dan Louren menatap mereka dengan tajamnya, tanpa berkata apapun. "Lihat orang bodoh ini? Mereka berdua bisu! Mereka berdua asing untuk kita" tegasnya lagi dengan senyuman menyunggingnya Keadaan masih hening, d**a Malton sesak, tangannya dikepal keras hingga urat tangannya menyembul keluar, matanya memerah bahkan asap kini keluar dari matanya perlahan lahan, Louren melihat keadaan ini langsung memegangi tangan Malton agar bisa mengendalikan emosinya. Karena Malton bisa saja berubah menjadi asap saat itu juga. "Lihat kan? Orang bodoh, seharus nya mereka berdua gak ada disini, gue gak pernah liat mereka berbicara sepatah kata pun" "Dan gue mau loe semua ngakuin, kalo mereka berdua gak pantes ada disekolah kita ini!" "Sampai kapan loe diem? Sampai gue bacok loe ampe mati? Cih, gak punya nyali lo" Malton semakin tak bisa menahan dirinya, sementara Louren masih memegang tangan Malton erat. "Dengerin semuanya! Gue mau tantang Malton buat boxer sama gue hari ini jam 3 sore, loe semua harus jadi saksi nanti sore! Kalo gue menang, mereka berdua harus enyah dari sekolah ini" "Gue gak punya waktu" Malton membuka mulutnya, asap keluar dari mulutnya itu, namun nampaknya tidak ada yang melihat kejadian ini, kecuali seorang gadis disamping sana yang menatap Malton dengan tatapan aneh. "Loe nyerah? Cih, pengecut" gumam Lukas Malton nampak tak tahan lagi, dan Bugh kini Lukas terbaring dilapangan beberapa meter dari posisi sebelumnya, semua orang terpana tak percaya bahkan ada yang takut melihat Malton yang memarah. Louren menarik tangan Malton cepat, dan membawanya ke ruangan loker yang sepi, tubuh Malton sudah diselimuti asap karena amarah yang sejak tadi ia pendam. "Kenapa? Diemin aja tadi si lukas, kenapa harus diladenin Malton? Pasti tadi ada yang liat asap dari tubuh lo! Kenapa loe gak bisa nyembunyiin identitas loe, semua orang juga menatap loe aneh tadi, apa loe mau jati diri loe terbongkar?" teriak Louren pada Malton Malton masih mengatur nafasnya, berusaha meredakan amarah nya, sebagian asap kini menghilang dari tubuhnya. "Maaf" Malton menundukan kepalanya, ia merasa kecewa pada dirinya, ia merasa tak pantas untuk menjadi seorang ketua balefolt. "Malton gak pernah pantes jadi pemimpin Louren, gue gak pernah bisa nahan emosi gue" Louren menatap ia iba, ia faham kakak nya ini memang tak pernah bisa menahan emosinya, malton selalu marah dengan hal sekecil apapun, Louren tersenyum pada Malton, kini ia memeluk tubuh kakaknya itu cepat. "Malton pantas jadi pemimpin Balefolt, sangat pantas" Louren memeluknya, berusaha meredamkan segala beban yang ada dalam diri malton. Malton tersenyum pada Louren, seketika ia merubah dirinya menjadi asap, ia terbang dengan sayap berupa asap dan pergi keluar jendela untuk mencari makanan. Louren tersenyum padanya, Louren berbeda dengan Malton yang menyukai manusia sebagai santapannya, Louren lebih menyukai hewan karena menurutnya lebih lezat. *** Asap Malton mendarat di atas gedung pencakar langit, mencari cari mangsa untuk menjadi makanan siang. Pandangannya menuju kebawah, terlihat jalanan luas disertai beberapa orang yang terbaur disana. Pandangannya terkunci pada mobil seseorang pria yang sedang dikejar oleh mobil polisi, ia mengepakan sayap asapnya itu, terbang kebawah menuju mobil si pria tadi. Brusshh.. Ia memasuki mobil pria itu melalui bagian atas, sehingga menimbulkan lubang yang cukup besar. Pria yang membawa sekarung uang itu menatap Malton takut, pasalnya wajah Malton samar karena wujudnya sekarang asap, bukan Malton yang tampan. Malton membuka mulutnya lebar-lebar siap menghisap pria tadi dengan ganasnya, merasa masih mempunyai nyawa pria itu menjerit dengan nyaringnya, mobilnya menabrak pohon besar, bersamaan dengan dirinya yang menghilang ditelan Malton. Polisi segera menghentikan mobilnya, mengecek apakah penjahat itu baik-baik saja. Mereka segera membuka mobil pria tadi, namun keinginan mereka tak terkabulkan, yang mereka lihat hanya lah asap yang memenuhi seisi mobil, bukan pria yang sedari tadi mereka kejar. Malton kembali menemui Louren yang sedang duduk di kelasnya sendirian. "Kenyang?" Louren tersenyum pada malton yang sedari tadi tersenyum "Pastinya" "Dapet mangsa dimana?" "Jalanan, dia penjahat" "Bagus, itu menjadi tugas balefolt membunuh kaum manusia, mereka selalu saja membuat bumi kita gempar" Memang benar, Balefolt hanya memakan manusia yang selalu membuat dunia risih, berbeda dengan bangsa antonius yang memakan semua mahluk hidup, tanpa memakai peraturan yang tepat, namun saat Hosyu datang Malton dan Louren tidak bisa mengelaknya, daripada ia mati menjadi roh Balefolt? Hosyu hanya dilakukan oleh bangsa Balefolt yang masih berjasad, untuk mempertahankan tubuhnya agar tidak selamanya menjadi asap. "Ka-ka-kam-kamu?" Seorang gadis nampak mendengar pembicaraan mereka semua, gadis cantik yang berada dikelas sebelah, nampak nya ia sedang melewati kelas Malton namun asap membuat nya curiga dan mengikuti jejak asap itu, yang berakhir dikelas Malton dan Louren. Malton secepat kilat menemui gadis itu, membungkam mulut nya cepat, menatapnya dengan tatapan tajam yang selalu ia umbar pada siapapun. "Aku balefolt, bukankah kaum kalian pernah mendengar tentang bangsa kami?" ujar malton yang masih menatapnya tajam, gadis itu mengangguk pelan, tanda mengiyakan, ia memang pernah mendengar asal-usul dari balefolt yang menjadi musuh terbesar kaum manusia. Gadis itu masih terlihat kaget, jantungnya berdegup begitu kencang. Sementara louren berdiri di ambang pintu untuk menjaga. "Bangsa kami tak pernah memakan manusia baik, kau jangan takut! Bangsa mu salah faham" malton melepaskan tangannya dari bibir gadis itu "Ak-aku tak pernah tau kalau balefolt itu benar-benar a-ada, aku kira i-itu hanya mi-mitos" gugup nya lagi  "Kami memang ada, tapi pernyataan tentang kami dimata manusia, itu tak pernah benar! Bukan bangsa kami yang memakan semua kaum manusia tanpa ampun, bangsa serigala yang melakukan itu, bukan kami" "Kami hanya memakan manusia yang selalu membuat kekacauan di bumi, karena ini juga tempat tinggal kami" "Lepaskan gadis itu, tugas kita masih banyak" ujar Louren Malton menarik tangan gadis itu dengan cepatnya, membawanya keluar menuju kelasnya. "Aku.. Aku, akan bantu kalian, supaya kesalah fahaman diantara kita hilang" gadis itu memang baik, dan sangat membenci penjahat yang kerap meresahkan warga sekitar. Louren dan Malton saling menatap, bingung dengan ucapan gadis itu. "Ya, aku akan bantu kalian, katakan apa yang bisa aku lakukan pada kaum ku? Agar mereka tak pernah salah faham pada bangsa Balefolt" "Pergilah, kadang kala kami juga sering melakukan hosyu untuk memakan semua manusia!" tambah Louren cepat, karena tak ingin masalah ini diperpanjang lagi, sementara gadis itu menelan salivanya kuat-kuat, nampaknya ia akan berbicara tapi didahului Malton. "Tunggu dulu" malton nampak seperti berfikir "Bukan kah dalam ramalan ada satu manusia yang bisa membantu kita memusnahkan serigala?" "Tapi pasti itu pria malton!" "Bisa saja kan?" "Kamu bisa ikut kami kerumah" "Tapi malton, kau" "Sudahlah, aku pemimpinnya! Kamu akan membantu kami tanpa menjelaskan kepada kaummu, kamu bisa membantu kami untuk membunuh bangsa serigala yang sering mengusik bangsamu, tapi jika ada salah satu keluargamu yang jahat jangan salahkan kami, karena kami bisa mencium aroma jahat ditubuh manusia dan kami tak akan segan segan membunuhnya" ujar malton sambil menarik tangan gadis itu, gadis itu menelan salivanya kuat kuat, nampaknya ia seperti berfikir, apa ia masuk kedalam suatu masalah saat ini? sementara louren mengikuti nya dari belakang, dengan tatapan tak sukanya. "Malton yang egois"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD