Langkah Hendri berhenti di depan rumah yang menjadi targetnya. Sepi tanpa ada satu pun yang melintas. Ini adalah kesempatannya, Hendri pun mengeluarkan senjata revolver laras pendek yang menjadi andalannya selama ini. “Kenapa pintunya gak terkunci? Itu mobil siapa?” gumam Hendri saat melihat ada kejanggalan. Hendri menolak sedikit pintu gerbang yang memang sudah terbuka dan matanya seketika terbelalak. Seorang pria tergeletak di atas rumput halaman depan rumah itu tak bergerak. Gelap malam dan remang bias cahaya lampu telah menyamarkan darah yang mengalir ke tanah dan paving blok yang melapisi halaman. Barulah setelah Hendri mendekat, ia bisa melihat dengan jelas jika pria itu sudah mati. Ia tengkurap tak bernapas dengan kedua tangan mengulur ke atas tubuhnya. “Dia ...” Hendri membali