Bab 47. Mendekati Akhir

1164 Words

Hendri mulai sakit belakangan ini. Ia sering demam dan terkena flu. Sayangnya, Hendri merasa ia hanya kelelahan sehingga tidak memeriksakan dirinya. “Ini, Pak, obatnya,” ujar Halim memberikan pil penurun panas pada Hendri. “Terima kasih, Halim.” Hendri lalu mengambil gelas yang diberikan oleh Halim dan meminum obatnya. “Apa gak sebaiknya Pak Hendri ke dokter saja?” ujar Halim mengusulkan. Hendri tersenyum lalu menggeleng. “Ah, cuma kecapean saja ini.” Hendri beralasan. Halim hanya menarik napas panjang dan tidak lagi bicara. “Kalau begitu saya buatkan sup ayam untuk Pak Hendri ya?” Hendri tersenyum lalu mengangguk lagi. Halim pun pergi meninggalkan Hendri yang memilih beristirahat di kamarnya. Ia memilih duduk dari pada berbaring. Dengan kepala bersandar di dinding dan memejamkan mata

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD