Tantria tidak bisa tidur malam ini. Dengan perut yang membesar, terkadang sulit baginya untuk bisa tidur. Kalaupun memejamkan mata itu karena sudah terlalu bosan dan akhirnya terlelap. Ia menghadapi kehamilannya seorang diri tanpa ada pendamping yang bisa mengelus perutnya atau menenangkan hatinya. Bahkan untuk mengambil minuman pun, Tantria harus keluar kamar sendiri. Rumah begitu sepi dan Tantria tidak tega memanggil Erna atau Halim untuk membantunya. Lebih baik dia berusaha sendiri. “Hmm, suara apa itu?” gumam Tantria sendiri saat ia mendengar ada bunyi kasak-kusuk di ruang depan. Setelah meletakkan gelasnya, Tantria berbalik dan berjalan perlahan ke arah ruang yang menghubungkan depan rumah ke tengah. Langkah Tantria berhenti saat melihat Hendri membopong Anthony yang berjalan terhu