Tania mengganti nomer operator seluler yang digunakannya. Memutuskan semua koneksi pada orang yang sebelumnya ia temui dari masa lalu. Wanita itu sudah menetapkan hati untuk menyongsong masa depan bersama Dewa dan anak-anaknya saja. Tania tidak mau terjerumus lagi ke dalam rasa penasaran sesaat namun berujung pada hal yang membuatnya semakin terluka. “Sayang?” Tania mendongak. Dewa menunduk sambil tersenyum menatap wanita yang ada dalam pelukannya itu. Mereka sedang tidur siang di rumah baru. Ya, hanya di rumah barulah mereka bisa bermesraan dengan bebas. Akhir-akhir ini Dewa lebih senang mengajak keluarganya ke rumah baru mereka. Menghabiskan waktu bersama di sana. “Apa, Mas?” Tania mengusap d**a Dewa yang dibalut kaos ketatnya itu. “Kamu merasa kita seperti ABG yang pacaran sembu