Ddrrrttt drrrttt .... Ddrrrttt drrrttt …. Dewa menoleh ke arah nakas. Fokusnya terpecah karena ponsel Tania terus bergetar oleh sebab panggilan yang masuk. “Mas!” Tania mengerang sambil menoleh dari bawah. Tubuhnya benar-benar sudah tak berdaya. Tangannya hanya bisa meremas bantal yang ada di bawah kepalanya. Entah sudah berapa kali ia mendapat pelepasan tapi Dewa sepertinya belum ingin melepaskannya. Ya, dua minggu setelah mereka pulang dari Bandung, Dewa mengajak Tania ke rumah baru mereka karena perabot dan furnitur yang mereka beli sudah diantar semua ke rumah baru. Sejujurnya, Dewa sungguh-sungguh hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan Tania sambil membereskan rumah baru mereka. Mumpung Ello dan Rena sedang ikut dengan adik dan adik iparnya. Sejak pagi kedua pasangan itu