Ananta terlihat bagaikan serigala yang siap menerjang untuk melindungi anaknya dari sergapan harimau kelaparan yang akan memangsa anaknya yang lemah tak berdaya. Dengan sekali terjang, dia menjangkau kerah baju Alex dan satu bogem mendarat di bibir Alex yang tidak bisa mengelak. Bibir berkumis itu langsung berdarah.
“Ananta! Jangan ! Stop !" Jerit Nara.
Tapi Ananta seperti gelap mata, tidak mengindahkan teriakan Nara. Dia kembali menerjang Alex yang sudah berdiri dari duduk selonjorannya. Satu bogem lagi melayang ke pipi kiri Alex, tapi bogem kedua ini berhasil di tangkis oleh Alex. Ananta kembali melancarkan bogem dari tangan lainnya, Alex menghindar dengan meliukan badannya ke kiri dengan gerakan yang sangat luwes bagaikan orang menari. Ananta semakin marah, karena dua kali pukulannya tidak berhasil melukai lelaki antah berantah yang sangat kurang ajar ini, berani memanfaatkan Nara yang lugu dan mencium bibir wanita yang dicintainya. Lelaki ini harus ku hajar, biar tahu diri dan bisa menghormati Nara. Ananta yang berlatih pencak silat, sekarang mengambil ancang-ancang, dia kembali mengayunkan tangannya untuk menghajar bagian perut Alex, tapi Alex dengan lincah memundurkan badannya sambil berjongkok dan menghindari tangan Ananta dan gerakan menunduk nya itu Alex barengi dengan satu kakinya menyapu kaki Ananta sehingga Ananta terjatuh. Alex lalu mendorong bahu Ananta sehingga Ananta tertidur di lantai kapal, lalu dia memiting leher Ananta supaya dia tidak bisa bergerak, dengan tenang dia berucap
“ Tenang.. Tenang.. Bisa kita bicarakan.”
“Nggak! Kamu lelaki kurang ajar, berani-beraninya kamu mengambil kesempatan melecehkan Nara yang sudah menolongmu !” Jerit Ananta sambil menghentak-hentakkan badannya mencoba melepaskan diri dari pitingin Alex
Tangan Alex semakin menahannya “ Aku tidak melecehkan Nara, Aku menciumnya karena dia menerima cintaku.”
“Bohong!!”
“ Itu Benar” Terdengar suara tegas Nara
“ Ananta. Please jangan marah lagi. Apa yang dikatakan Alex benar. Dia tidak melecehkan aku. Dia menciumku karena aku yang mengungkapkan perasaanku padanya. Tentang aku yang jatuh cinta padanya. Dia sama sekali tidak melecehkanku.” Kata Nara sambil berjongkok di samping Ananta .
Mendengar kata-kata Nara , Alex tidak lagi berontak. Badannya langsung lemas dan dia memandang Nara dengan mata terluka.
“ Kenapa.. Kenapa kamu bisa jatuh cinta pada lelaki yang baru kamu kenal? Mengapa kamu bisa jatuh cinta pada lelaki dari antah berantah yang tidak kamu ketahui asal usulnya , bahkan kamu tidak tahu masa lalunya. Apakah dia sudah beristri atau dia itu seorang criminal.” Tanya Ananta tak mengerti.
Alex bangkit dari tubuh Ananta dan menjulurkan tangannya pada Ananta. Ananta menggelengkan kepalanya dan berdiri sendiri sambil menatap Nara yang ikut berdiri di sampingnya.
“ Bisakah kamu tenang dan aku akan menjelaskan kepadamu semua pertanyaan-pertanyaanmu tadi.” Kata Nara .
Ananta mengangguk . Nara melihat Alex yang sudut bibirnya berdarah “ Lex, ambil kotak obat di kamar bawah, biar aku obati bibirmu yang berdarah.”
Alex mengangguk dan berlalu meninggalkan Minara dan Ananta. Alex semakin kagum pada Nara, dia tahu Nara, menyuruhnya mengambil kotak obat agar dia bisa berbicara lebih leluasa dengan Ananta dan supaya Ananta tidak terluka harga dirinya sebagai lelaki .
“Anta.. Aku tahu kamu khawatir denganku. Tapi aku sungguh jatuh cinta pada Alex.” Kata Nara memulai percakapan.
“ Aku.. aku terlalu pengecut selama ini. Kalau aku lebih berani , kamu tidak akan jatuh cinta pada lelaki yang sama sekali tidak kamu kenal itu.” Kata Ananta pelan sambil mengacak-acak rambutnya.
“ Maksudmu?” Tanya Nara tidak mengerti menatap wajah teman masa kecil nya dengan binggung.
“ Ah.. Lupakan ! Percuma aku ungkapkan sekarang, tidak bisa lagi kuubah . Aku sangat kenal dirimu, Nara. Kamu kalau sudah menginginkan sesuatu pasti kamu akan berusaha mendapatkannya dengan sekuat tenagamu. Jadi kalau kamu bilang kamu jatuh cinta pada Alex , aku tahu kamu tidak akan merubahnya, meskipun langit runtuh. Aku terima apapun keputusanmu. Aku hanya menyesali kepengecutanku.” Kata Ananta sambil menunduk.
“ Kamu kenapa pengecut? Aku tidak pernah merasa kamu pengecut. Kamu adalah temanku yang terbaik. Kamu teman yang selalu mendukungku dan membantuku dari awal aku membangun perusahaan ku. Kamu orang kepercayaanku , Anta.” Kata Nara
“ Tapi aku bukan orang yang bisa membuatmu jatuh cinta, kamu jatuh cintanya pada pria lain yang baru kamu kenal satu bulanan, bukan pada aku yang sudah menjadi temanmu puluhan tahun.” Kata Ananta pelan.
“ Kita sudah berteman sejak lama Ananta, perasaanku padamu lebih kepada perasaan sayang kepada saudara bukan kepada kekasih.” Kata Nara tak ingin melanjutkan perkataannya kalau Alex lah lelaki yang sejauh ini telah berhasil membuat jantungnya berdebar keras, dia tidak ingin membuat Ananta semakin kesal dengan Alex, bagaimanapun Alex dan Ananta adalah dua orang lelaki yang sangat Nara sayangi tapi dengan porsinya masing-masing.
“ Anta , aku harap kamu merestui , hubunganku dan Alex. Aku memang tidak mengenal Alex sebaik aku mengenalmu. Aku juga takut dia adalah pria yang sudah beristri, tapi perasaan itu tidak bisa kutolak, makanya aku bilang ke Alex, aku dan dia akan jalani satu tahun dulu ke depan, kalau dalam satu tahun, dia masih belum mengingat tentang siapa dirinya dan dalam satu tahun tidak ada kabar dari interpol di Malaysia, maka aku akan mengurus Alex menjadi warga negara Indonesia dengan pernikahan agar dia mempunyai status yang jelas dan bisa mendapatkan identitas baru.” Kata Nara menjelaskan kepada temannya.
“ Dan kalau ternyata sebelum satu tahun ternyata dia adalah pria beristri, kamu harus bagaimana?”
“ Aku akan melepasnya dan mengembalikan Alex pada pemiliknya, meskipun pasti aku akan sakit hati, tapi sejak aku mengambil keputusan untuk memberi kami waktu satu tahun, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, agar tidak terlalu mencurahkan seluruh hatiku pada Alex, aku sudah mempersiapkan hatiku dulu agar rela melepas kalau ternyata dia adalah pria beristri.”
“ Kalau dia criminal? ”
“ Aku tidak peduli. Aku tetap akan mencintainya. Kalau dia criminal,aku akan membuatnya berubah menjadi orang baik .” Jawab Nara dengan tekad kuat.
“ Kalau dia itu miskin dan tidak punya apa-apa.?” Tanya Ananta
“ Lebih tidak peduli lagi. Aku akan membuatnya menjadi pria yang memiliki segalanya. Dan aku sangat mampu untuk itu.” Kata Nara menaik-naikkan alisnya,tanda dia bercanda dengan Ananta.
“ Iya.. Iya, aku tahu kamu ini Top 30 Forbes under 30. Kamu wanita lajang terkaya di sini. ” Kata Ananta balas menggoda Nara. Hatinya sudah agak tenang. Dia tahu, meskipun dia ungkapkan sebelum Nara bertemu Alex, Nara tidak akan membalas cintanya. Dari dulu, Nara selalu mengatakan, dia akan menikah hanya dengan lelaki yang bisa membuat jantungnya berdebar.
“ Are we good?” Tanya Nara pada Ananta
Anta mengangguk “ Aku mengerti Nara. Aku menghormati keputusanmu. Meskipun aku terluka karena kamu selama ini, hanya menganggapku teman baikmu. Tapi jangan khawatir, aku bisa mengatur perasaanku padamu, beri aku waktu agar aku bisa menjadikan rasa cintaku padamu, jadi rasa sayang abang dengan adiknya.” Kata Ananta sambil tersenyum.
“ Terimakasih Anta. Aku memerlukan dukunganmu. Karena kamu ini tangan kananku yang paling aku percaya. Aku yakin, kamu akan menemukan seorang wanita yang mencintaimu, yang bisa membuat jantungmu berdebar seperti aku yang menemukan Alex atau kamu terima aja cinta Adinda, dia dari dulu tampaknya selalu memperhatikan dirimu.” Kata Nara menyebutkan nama Adik Septi.
“ Gila.. aduh dia itu masih gadis ingusan. Bedanya 7 tahun denganku. Waktu kita tamat SMA, dia masih SD kelas 6.” Kata Ananta tertawa.
“ Tapi sekarang, Adinda uda 23 tahun dan telah tamat sekolah bidan. Kamu pasti uda lama tidak ketemu Adinda. ” Kata Nara
“ Iya, aku juga uda lama tidak bertamu ke rumah Septi, bahkan aku uda lama tidak balik ke rumah bapak di Kota Sabang.” Kata Ananta.
“ Ambillah cutimu, Jumat ini sampai hari Senin, Anta. Kita tidak ada jadwal Ekspor lagi sampai dua minggu ke depan. Jadi pulanglah ke rumahmu di Sabang. Kunjungi rumah Septi dan lihat betapa cantiknya Adinda sekarang.” Kata Nara
“ Siap Bu Nara. Terimakasih sudah berusaha jadi mak comblang.”
Kedua teman itu kini tertawa bersama. Luruh sudah kekesalan di hati Ananta, karena meskipun tidak mendapatkan cinta Nara,tapi dia tidak kehilangan persahabatannya. Cinta memang tidak bisa dipaksakan, ini bukan masalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan. Cinta itu lebih kepada masalah perasaan dan masalah debaran di hati.
“ Ra, Aku ingin ngomong berdua dengan Alex sebagai sesama lelaki. Ada yang ingin kupastikan padanya.” Kata Ananta.
“ Silahkan. Tapi jangan kau tonjok lagi wajah ganteng pacarku ya.” Kata Nara mendelikkan mata bulatnya.
Mendengar kata-kata Nara, Ananta pun tertawa terbahak-bahak.