14.Killer Mother

1232 Words
Zwetta bergerak cepat menyimpan jari kelingking Sean. Ia membalut jari itu dengan sepotong kain. Seseorang yang datang kerumahnya membuat Zwetta merasa geram. Ia harus menghentikan kesenangannya. Zwetta Lalu memasukkan kelingking Sean kedalam sakunya. Sean masih terlihat menahan sakitnya dan jari itu masih mengeluarkan darah segar. Zwetta langsung membungkus tangan Sean dengan kain karena terus mengeluarkan darah. Sean terlihat lemas menatap Zwetta sayu. Sean hanya bisa menatap apa yang Zwetta lakukan saat ini. Tubuhnya sudah lemas tak berdaya karena perlakuan ibunya. Ia sudah benar benar lelah menangis hanya berdoa didalam hatinya semoga seseorang datang menolong dirinya dari monster dihadapannya. Zwetta meninggalkan Sean yang tergeletak lemas tak berdaya. Ia hendak membukakan pintu untuk seseorang yang terus memencet bel dan membuatnya semangkin marah. Zwetta membuka pintu masuknya dan mendapati Kenric, suaminya tengah tersenyum kepadanya dan masih menggunakan setelan khas baju pabrik. Zwetta menatap gugup terkejut suaminya yang tidak biasanya pulang di siang hari, ia berpikir keras bagaimana mengatakan Sean yang sudah terlihat mengenaskan karena perbuatannya. Ia membuka pintu untuk suaminya dan tersenyum terpaksa. "Kenapa mengunci pintunya?" Kenric berjalan masuk mendekati istrinya yang terlihat melongo menatapnya. "Kau pulang? Tidak biasanya!" tanya Zwetta terkejut. Kenric mengangguk lalu mencium kening istrinya. "Ya, mesinnya rusak, dan kami istirahat untuk hari ini sambil menunggu siap diperbaiki. Kenapa? Kau tidak suka aku kembali?" Kenric menatap istrinya yang terlihat diam tidak menanggapi. Wanita itu berjalan meninggalkan Kenric menuju lantai atas. "Zwetta, kamu mau kemana?" tanya Kenric dengan nada heran. Zwetta hanya menoleh sekilas lalu tersenyum. Kenric hanya menatapnya aneh lalu masuk kedalam dapur sambil menggelengkan kepalanya ia berniat mengambil air putih untuk membasahi tenggorokannya. Kenric berniat menyusul istrinya yang tampak aneh naik keatas lantai dua rumah mereka. "Aaaahhk ... Sean, bangunlah!" Kenric langsung menaiki tangga saat terkejut mendengar Zwetta menjerit membuatnya mempercepat langkahnya menuju lantai dua. Dimana suara Zwetta terdengar dari kamar anaknya. Kenric menatap Zwetta yang sedang memangku putranya dengan darah yang mengalir dari tangan putranya. Sean terlihat pucat dan tidak sadarkan diri di pangkuan Zwetta istrinya. Kenric langsung mengambil putranya menatap Zwetta yang tengah menangis. "Ada apa? Kenapa dengan Sean?" tanya Kenric panik membuat Zwetta hanya menggeleng lemah. "Aku tidak tahu, saat aku melihatnya ia sudah berada di lantai dengan tangan yang berdarah." jawab Zwetta sambil menangis di hadapan suaminya. Kenric langsung mengangkat putranya berlalu keluar. "Zwetta, cepat, kita bawa Sean kerumah sakit!" teriak Kenric menuruni tangga diikuti Zwetta yang tengah menghapus air matanya dan tersenyum di sudut bibirnya. Ia mengikuti langkah cepat suaminya yang membawa Sean keluar rumah dan memasukkan Sean kedalam mobil. Reagan yang berada di rumah tampak melihat Kenric yang terburu buru keluar menggendong Sean. Ia merasa penasaran dan keluar rumahnya memandang kegiatan tetangganya yang tampak sibuk hendak pergi. "Ada apa? Apa yang terjadi dengan Sean?" pertanyaan Sean membuat Kenric yang akan menghidupkan mobil menoleh memandang kearah Reagan. "Oh, maaf kami sedang terburu buru. Sean sedang dalam keadaan tidak baik!" jawab Kenric cepat membuat Reagan mengerutkan dahinya. Ia bahkan terlihat sehat tadi hanya sedikit pucat dan terlihat takut. Reagan memandang Zwetta yang terlihat duduk disamping Kenric, wanita itu tampak diam dengan raut sedihnya. Reagan semangkin curiga dengan wanita itu karena hanya dirinya dan Sean yang berada dirumah itu. Reagan masih berdiri disana memandang mobil Kenric dan Zwetta hingga ia terkejut dengan kehadiran seseorang di sampingnya. "Aku dengar, adikmu hilang?" nenek Loye bertanya disamping Reagan membuat ia terkejut mendapati nenek Loye sudah ada disampingnya karena ia tidak menyadari kalan nenek itu tiba di sampingnya. "Ahh, iya, kau tahu darimana?" Reagan memandang wanita tua disampingnya. Nenek Loye memandang pria jangkung dihadapannya dengan mendogakkan wajahnya memandang pria tersebut. "Semua orang disini membicarakannya." jawab nenek Loye lagi. "Aku tidak menyangka dia pergi meninggalkanku!" jawab Reagan dengan menunduk sedih. Nenek Loye mengusap lengan Reagan mencoba menguatkan. "Berdoa saja dia masih baik baik saja! Bagaimana kabar dari polisi? Apa sudah ada perkembangan?" tanya nenek Loye membuat Reagan menggeleng lemah. Reagan menghela nafasnya lelah, mereka baru saja kembali dari kantor polisi. Tapi tidak ada yang mereka dapatkan selain mobil yang wanita itu bawa adalah mobil sewa. Dan identitas seseorang itu tidak jelas membuat pihak kepolisian berhenti sampai disana. "Tidak ada, mereka bahkan belum menemukan kemajuan." jawab Reagan sedih, nenek Loye ikut menghela nafasnya. Ia kasihan melihat Reagan yang tampak sedih dihadapannya. Hanya Reagan pria satu satunya yang tampak perduli dan mau berbicara pada nenek Loye. "Sabarlah, mungkin sebentar lagi mereka akan menemukan titik terang!" nenek Loye mencoba menguatkan Reagan membuat ia mengangguk pasrah. Pembicaraan itu berakhir karena Reagan dan nenek Loye mengakhiri pembicaraan itu dan kembali kerumah masing masing. Dilain tempat Kenric menunggu dengan gusar putranya yang sedang di tangani oleh dokter. Ia tidak mengerti mengapa putra bungsunya bisa seperti itu, ia menatap Zwetta istrinya yang berada duduk dekat dengannya. "Apa yang terjadi? Kenapa Sean bisa seperti ini?" Kenric menatap istrinya yang terlihat menunduk diam. "Aku tidak tahu, saat aku masuk ingin melihatnya. Dia sudah tergeletak di lantai!" Zwetta memasang wajah sedih dihadapan suaminya. "Kenapa dia tidak pergi ke sekolahnya?" Kenric mengerutkan dahinya memandang istrinya. "Entahlah, dia sedikit aneh hari ini. Dia tidak ingin pergi kesekolah!" jawab Zwetta membuat keduanya terdiam. Tidak lama dokter keluar dari ruangannya, mereka berdua mendekat untuk mengetahui apa yang terjadi pada putranya. "Bagaimana keadaannya?" tanya Kenric pada dokter pria di hadapannya. "Aku ingin bertanya? Mengapa ia bisa terluka di bagian jarinya, dan itu seperti di potong dengan benda yang tajam,?" ucap sang dokter membuat Kenric dan Zwetta melotot terkejut mendengarkan kabar tentang putranya. Mereka berdua sama sama terkejut, tapi Zwetta lebih terkejut dengan luka yang ia lakukan. Karena dokter sudah mengeluarkan diagnosis nya, ia benar benar tidak memikirkan hal itu. Zwetta menunduk takut, mendengar ucapan sang dokter. "Apa? Jarinya terpotong?" Kenric menatap dokter itu dengan raut terkejut membuatnya menatap Zwetta istrinya. "Apa yang terjadi dengan putra kita? Mengapa jarinya bisa terpotong?" tanya suami Zwetta membuatnya gugup. Dokter mencoba menghentikan Kenric agar lebih tenang. "Tenanglah Pak, ini bisa kita bahas lagi nanti! Tapi yang ingin saya tahu. Dimana jari kelingking putra Bapak dan Ibu? Karena saat ia disini, jarinya sudah terputus dan tidak ada terjatuh di ruang UGD!" pertanyaan sang dokter membuat Zwetta melotot tajam. Ia ingat jika jari Sean masih berada dengannya. Kenric yang mendengar hal itu langsung menatap Zwetta dengan raut bertanya. Zwetta langsung melambaikan tangannya di depan wajahnya mengatakan bahwa ia tidak tahu. "Apa kamu tahu dimana kelingking itu?" tanya Kenric dengan nada panik. "Aku tidak tahu!" jawab Zwetta dengan raut tegang. Kenric menatap dokter yang berada di hadapannya. "Akan aku cari dirumah dok, yang terpenting kesehatan putra ku!' jawab Kenric sambil berlalu meninggalkan Zwetta dan sang dokter. Zwetta menatap kepergian suaminya lalu memandang dokter itu kembali. Wanita itu mendengar penjelasan dokter lalu mengangguk mengakhiri percakapan itu. "Bersiaplah, kita akan memindahkan putramu keruangan rawat!" ucap sang dokter membuat Zwetta mengangguk lemah. Ia berusaha berakting menjadi ibu yang terpuruk karena putranya tampak menyakitkan. Ia lalu duduk di kursi tunggu, memikirkan Jenric pergi meninggalkannya dan putranya. Zwetta tersenyum dalam diam, karena Kenric kembali kerumahnya, ia bisa leluasa bersama Sean. Si kecil yang malang yang masih beruntung ucapnya didalam hati sambil tersenyum miring. _________________________ Maaf untuk typo dan lain lain.. Jangan lupa Komen Follow cerita Author yang lainnya ya Dan follow akun Author ya? ~Sabrina ~3DARA ~The Secret Of Isshy ~This Is Love ~Dua Cincin ~Cinta Tak Bersyarat Dan buat yang mau dekat dan tahu jadwal Update Author, Author info in di sss ya, yang mau tahu alamat sss Author seperti di bawah ini.. *Lyerma wati Salam sayang dari Author..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD