Fantasi Celemek

1259 Words
"Cepat pakai baju kamu, Khayla! kamu juga cepat masuk ke dalam selimut, pura-pura sakit saja." Dylan menyuruh Khayla pura-pura sakit. "Khayla, apa kamu tidak kuliah? Cepat bangunlah! Masak seperti biasanya," Aulya tetap mengetuk pintu kamar Khayla. Pria ini sudah memakai bajunya dan sudah merapihkan tubuhnya. Dylan menuju pintu kamar lalu dia sudah membuka pintu kamar Khayla. Sang istri kaget kenapa Dylan ada di kamar Khayla. "Kenapa kamu ada disini, Suamiku?" tanya Aulya. "Khayla sakit, dia demam. Aku semalam menjaganya karena hanya aku yang dia punya," jawab Dylan dengan singkat lalu dia ke luar dari kamar Khayla dan dia bersikap dingin lagi pada istri barunya. "Maafkan aku, Dylan. Soal semlam, aku bukan wanita suci lagi." Aulya memegang pundak Dylan tapi pria ini tidak peduli malah pergi menuju kamarnya yang tidak jauh dari kamar Khayla. Aulya masuk kamar Khayla dan menanyakan bagaiman keadaan gadis ini. Anak angkat Dylan yang paling disayang. "Aduh, Sayang. Kamu kenapa ada di dalam selimut? Apa kamu sakit?" tanya Aulya dia melihat Khayla yang menutupi dirinya dengan selimut. "Aku tidak ke kampus hari ini, Mama. Daddy, sudah tahu aku tidak enak badan. Maaf aku tidak bisa memasak untuk sarapan pagi," jawab Khayla. "Aku yang akan masak. Besok pembantu pasti kembali ke rumah ini. Kamu tidur saja dan istirahat saja." Khayla sakit jadi Aulya memasak sarapan pagi untuk mereka. Aulya meksipun wanita dari kalangan kelas atas, dia pandai memasak. Khayla senang saat ini dia tidak memasak untuk Daddy angkatnya lagi dan sekarang sudah ada Mama Angkatnya yang menggantikan tugas memasak. Mereka bertiga sarapan pagi dengan masakan Aulya Mama baru untuk Khayla. Aulya sudah memasak sarapan pagi, tetapi Dylan tidak suka masakkan Aulya. Dia melirik wajah polos anak angkatnya yang makan di meja makan. Dia mengingat kejadian semalam dan bagian bawahnya saat itu sudah menegang lagi. 'Masakan gadis itu lebih enak. Aku akan suruh dia masak tanpa pakai baju. Dendamku masih ada untuknya karena orang tuanya dulu, saat ini dia akan jadi b***k n4fsuku. Dia cantik juga, biarlah dia yang melayaniku karena istriku tidak per4wan lagi,' batin Dylan. Jam 8 pagi hari itu Aulya berangkat ke perusahaanya. Dylan hari itu berpura-pura berangkat ke kantor, setelah itu dia kembali ke rumah lagi. Dylan mematikan CCTV di dalam rumahnya, pria itu diam-diam menyelinap masuk kamar putri angkatnya. "Daddy, kenapa kesini lagi? Jangan lagi, aku takut," Khayla tahu Daddy angkatnya pasti berniat menciumnya lagi. "Pakai celemek ini. Aku ingin kamu memasak untukku," suruh Dylan dengan wajah dinginnya. "Aku akan memakai celemek ini tapi keluarlah dulu dadi kamarku!" Khayla menarik tangan Daddynya agar dia ke luar dari kamarnya. Dylan tidak mau ke luar dari kamarnya dan dia malah memaksa Khayla melepaskan bajunya dan menyuruhnya memakai celemek untuk memasak. "Dad, apa benar aku harus dengan memakai celemek ini saja. Daddy, aku malu dan aku tanpa baju, itu kelihatan." Khayla mau menangis tapi Daddynya memeluknya. "Khayla, kalau kamu menurut sama Daddy maka Daddy akan belikan apapun yang kamu mau. Kalau tidak CCTV kita bercinta semalam akan tersebar," ancam Daddynya yang berbisik di telinga Khayla. "Tega, tapi aku sayang Daddy." Khayla menuruti semua yang Dylan suruh. Dia menuju dapur, dia mulai memasak makanan dengan memakai celemek masak. Dylan mengikuti Khayla karena tubuh seksi putranya membuat gairahnya memuncak. Pria ini memeluk Khayla dengan mesra, tanpa orang tahu ternyata Dylan diam-diam memang punya fetis fantasi Celemek dengan putri angkatnya. Dia juga aneh kalau bercinta dia selalu suka di sembarang tempat dan meskipun begitu tidak akan ketahuan. Dia melancarkan aksinya dengan mulai meraba tubuh mungilny gadis itu dan mbencium setiap inci punya Khayla. Khayla gadis berumur 20 tahun yang masih polos itu terlihat begitu menggoda dengan pakai celemek tapi tanpa baju. Khayla hanya mengerang keenakkan karena merasa geli di sekujur tubuhnya dan bagian bawahnya mulai basah. Dylan saat itu memasukkan jarinya ke bagian bawah tubuh Khayla dan gadis itu hanya memejamkan. Dylan saat itu sudah tidak tahan, dia mendudukkan Khayla di meja dapur. Dia menghadapkan tubuh Khayla ke dirinya, lalu dia memeluk dan menciumnya. Dylan juga mulai meremas dengan kasar 2 buah aset Khayla yang seperti gunung itu. Khayla gadis polos itu sudah tidak tahu lagi apa yang dia rasakan. Kepalanya begitu sangat pusing karena ulah Daddy angkatnya. Dylan melebarkan kaki Khayla dan mulai bercinta dengannya. Khayla mengerang kesakitan karena hentakkan kasar Dylan. Khayla menangis saat itu tapi dia merasa hal yang tidak pernah dia rasakan selama ini. Dylan mulai memaju mundurkan dirinya. Dia tetap mencium Khayla dan melanjutkan serangan kasarnya. "Oke girl. You sexsy, enak ya?," bisik Dylan ke telinga Khayla. "Kenapa bisa begini?" gumam Khayla. "Aku akan membuat kamu menjadi wanita dewasa. Panggil aku Sayang ketika bercinta denganku," suruh Dylan. "A.. ya..Dad! Maaf, Sayang," jawab Khayla "Bersama, Sayang."kata Dylan lalu dia sudah mencapai klimaks dan membawa Khayla ke kamarnya. Dia mengajak putri angkatnya ke kamar lalu melanjutkan bergumul lagi diatas ranjang sampai puas. Pagi itu Dylan bercinta dengan putri angkatnya terus menerus sampai kelelahan dan tidur bersama. Mereka tidur sampai sore hari sampai Aulya waktunya pulang berkerja. Dia mengira Dylan bekerja di perusahaanya, Aulya sudah naik ke lantai atas dan melihat Dylan keluar dari kamar Khayla. "Dylan, Sayang. Apa kamu tidak kerja hari ini?" tanya Aulya istrinya. "Aku menjaga Khayla, dia demam dan mungkin dia kaget saja kita menikah mendadak. Dia seperti putriku meskipun beda 15 tahun denganku." jawab Dylan. "Aku akan melihat Khayla, aku juga khawatir dengannya," sahut Aulya. Aulya masuk ke kamar Khayla. Khayla saat itu berlari ke kamar mandi karena dirinya masih telanjang saat ayah angkatnya keluar dari kamarnya. Khayla tidak ingin ketahuan oleh istri baru Daddynya. "Nak, kamu tidak apa-apakan?" tanya Aulya. "Aku lagi sakit perut, Mama. Mama, nanti aku akan menemui kamu. Maaf! Aku belum bisa menyambut kamu menjadi Mamaku," jawab Aulya yang sedang berada di kamar mandi. "Baiklah, kamu lekas sembuh. Saat sembuh kamu bisa menemui aku dan kita akan bicara lama," jawab Aulya kemudian dia langsung melangkahkan kakinya ke luar dari kamar putri suaminya. Dylan menuju kamarnya, dia merebahkan badannya ke ranjang miliknya. Dylan mulai membayangkan wajah Khayla. Dia tidak tahu dan bingung apa yang dia rasakan, apa rasa benci itu menjadi suka? Apakah juga hasratnya saja yang tidak menentu karena tidak pernah menyentuh wanita manapun. Dia bingung, tidak tahu kenapa rasanya ada yang berbeda, dia mulai tertarik dengan putri angkatnya sendiri. 'Apa mungkin aku sudah suka dengan gadis yang orang tuanya membunuh orang tuaku? Tanpa sadar aku sering memperhatikan putri angkatku sendiri' Dylan bingung dengan perasaannya. Khayla sudah berhenti baju lalu dia tiba-tiba masuk ke dalam kamar Dylan. Aulya sedang memasak makan malam di dapur. Khayla mulai bertingkah manja pada Dylan karena biasanya dia takut pada Dylan karena dulu dia selalu kasar padanya. Dia ingin meminta Daddy angkatnya itu mengantarkan dia periksa ke dokter karena perutnya masih terasa sakit. Khayla dari sejak dulu memang suka dengan Daddy angkatnya. Saat mendengar Daddy angkatnya menikah dia selalu menghindari Dylan. Lima tahun mereka tinggal bersama dan tidak sangka Khayla juga sangat sayang pada Dasarnya yang tampan.Perasaan cinta ataukah keluarga Khayla juga tidak tahu. "Sayang, aku sakit perut. Bisa tidak antar aku ke dokter?" tanya Khayla dia langsung mencium pipi Dylan. "Khayla, kamu saat ini mulai berani padaku," Dylan lalu menarik tangan gadis cantik didepannya dan memangkunya di pangkuannya. "Ada Mama nanti ketahuan." Khayla ingin melepaskan diri tapi Dylan memeluknya dengan sangat erat. Aulya masuk ke kamar Dylan tanpa mengeruk pintu, dia masuk karena mengadakan kalau makanan sudah siap. Dia melihat Khayla berada dalam kamar suaminya dan dia mulai bertanya. "Dylan, Sayang! Masakan sudah siap. Aku masuk ke kamar kamu ya? Khayla kamu sedang apa di kamar suamiku?" tanya Aulya "Ma.. Mama.. Aku..." Khayla panik karena saat itu dia masih berada dipangkuan Dylan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD