Berpesta

1230 Words
“Baiklah, berhubung karena kita sudah hadir semua kecuali mereka yang benar-benar berhalangan, kita mulai saja acarannya, untuk acara pertama tentu saja, kita makn-makan, nantinya akan ada beberapa rangkaian lagi,”ucap Wendi, pria yang menegur Rudi tadi. “Oke, semuanya…. lupakan insiden tadi, mari kita makan…!” seru Wendi dengan penuh semangat. Mereka pun mulai menyantap makan yang sudah siap tersedia di atas meja. Terlihat banyak sekali makanan enak, mulia dari steak daging, ayam goreng, pizza, Hamburger dan masih banyak lagi makanan lain. Mereka berpesta layaknya anak muda, minuman cola bahkan wine semua ada di meja itu. Terlihat ada sekitar 20 orang berkumpul di tempat itu dengan membawa pasangan masing-masing. Meskipun begiyu, ada saja diantara mereka yang diam-diam melirik Lina, walaupun gandengannya tidak pernah lepas. Mereka bahkan melakukan itu di hadapan pasangan mereka sendiri. ‘Dasar pasra buaya darat!’ gerutu Lina dalam hati sambil menunjukkan senyuman ramah yang canggung saat mata mereka berpapasan. Ini, makanlah, kau suka lobster, kan?” Rizal mengambil Lobster kesukaan Lina dan menaruhnya di atas piring gadis itu. Lina pun mengangguk antusias. Ia terenyum ke arah Rizal dan Rizal membalasnya dengan menguasp rambut hitam gadis itu menggunakan tangannya yang masih bersih. Rudi menyaksikan adegan yang terlihta mesra itu dengan tatapan penuh curiga. Ia tersenyum misterius ke arah mereka berdua yang sedang menyantap makanan seperti yang lain. ‘Hmm sepertinya ada sesuatu yang perlu diselidiki di atara mereka, Winda pasti akan marah besar jika melihat foto ini, bayaranku pasti akan besar,” ucapnya membatin. “Oh, sedari tadi, sepupumu ini tidak bicara apa-apa. Kau juga tidak mengenalkannya pada kami,” Rudi mulai lagi. “Memangnya itu penting?” ucap Rizal sambil membantu Lina menguliti lobset besar yang ada di piringnya. “Awas, hati-hati,” ucapnya kepada Lina. Mereka memang terlihat sangat mesra. “Iya, dia kan tidak pernah bicara sama sekali. Kita-kita di sini kan mau kenal juga, iya, gak?! Rudi berusaha mencari dukungan, tapi tampaknya yang lain hanya sibuk dengan pasangan masing-masing. Hal itu membuatnya kesal sendiri. “Kelihatannya hanya kau saja yang penasaran dengan sepupuku ini. Sudahlah, Rudi, sebaiknya kau perhatikan pasanganmu yang sejak tadi cemberut karena melihatmu tidak berhenti melirik sepupuku.” Sindir Rizal sambil melahap makanannya dengan santai. “Apa?! berani-beraninya kau….” “Ting…ting….!!!” “Halo, tolong semua melihat kemari sementar..!” terdengar suara detak kaca berdenting. Semuanya langusng menoleh ke sumber suara termasuk Lina. Seorang pria tampan berdiri diantara mereka sambil sambil menggandeng pasangannya, tersenyum bahagia. “Hari ini adalah hari spesial untuk kami, karena tepat di hari ini, hubungan kami sudah menginjak usia 5 tahun, dan di hari yang spesial dan bahagia ini, aku akan melamar kekasihku di depan kalian semua…!!!” ucapanmu dengan penuh semangat. Hening, merekaenunggu aksi dari pasangan romantis itu. Pria tadi langsung mengeluarkan cincin dan berlutut di hadapan kekasihnya “Sayang, aku sudah lama mematikan hari ini. Dan dengan tekad dan cintaku yang besar kepadamu, aku memebranikan diri untuk meminangmu. Maukah kau menjadi pasanganku untuk selama-lamanya? Menikahlah denganku…” Wanita yang ada di hadapannya hanya bisa menutup mulutnya terharu sambil mengangguk. Prianitu bersorak senang lalu akhirnya berpelukan. Sorak tepuk tangan seketika memenuhi ruangan, mereka satu persatu memberikan selamat untuk pasangan yang berbahagia itu. Saat tiba giliran Rizal maju untuk berjabat tangan, Lina sengaja tidak ikut, ia pikir kalau dirinya tidak perlu menemani Rizal, mengingat ia hanya hanya sepupu yang menemaninya. Kadang ia merasa menyesal ikut ke tempat itu karena tidak menduga kalau acaranya ternyata privat yang dikhususkan oleh setiap pasangan. Entah alasan apa yang membuat Rizal mengajaknya ke tempat ini. Rizal berjalan sendiri menuju keduanya dan menyalami mereka, Lina melihat pria tampan itu begitu sangat bersinar di antara yang lain. Gadis itu tersenyum sendiri memandangi dokter tampan itu. “Kau pasti sangat mengagumi sepupumu, kan?” Lina tersentak, ia terkejut saat melihat Rudi sudah duduk di sampingnya dengan jarak yang begitu dekat. Dengan refleks Lina menggeser kursinya menjauh dan menoleh ke arah Rizal yang sedang berbincang dengan beberapa rekannya. “Ayolah, sepupunya dokter Rizal. Aku hanya ingin tahu namamu, lagipula, kau hanya sepupunya, kan. Bukan kekasihnya? Jadi aku pikir, tidak salah kalau aku ingin mengenalmu lebih dekat,” ucap Rudi sembari menggeser posisinya mendekat ke arah Lina. Mendapat perlakuan seperti itu dari p****************g, Lina mulai murka. “Maaf, aku rasa semua orang di sini sudah membawa pasangan masing-masing. Terlepas dari siapa sebenarnya pasangan yang ia bawa itu. Dan setiap yang membawa pasangan tidak diperbolehkan menggoda pasangan lain, itu aturan yang k****a di sana.” Lina menunjuk papan pengumanan di dinding. Rudi menatap papan itu lalu kembali tersenyum. “Memangnya apa salahnya kalau kita sedikit melanggar aturan? setidaknya kau sebutkan nama dan nomor ponselmu,” ucap Rudi pantang menyerah. “Maaf, tapi aku rasa itu tidak perlu.” Tolak Lina dengan tegas. Ia kembali menoleh ke arah Rizal yang terlihat masih asyik berbincang. “Ayolah, kenapa kau tidak mau. Aku bisa melepas pasanganku sekarang juga kalau kau jadi pacarku.” Rudi semakin menjadi. Mendengar hal itu, Lina semakin kesal. “Maaf, tapi saya tidak bisa,” kembali Lina menolak dengan tegas. Mendapat penolakan, Rudi lantas tidak terima. “Kau itu seperti perempuan penggoda, tapi belagak sok suci. Dari wajahmu yang cantik itu saja, aku sudah tahu kalau kau menyukai dokter Rizal. Kau pikir aku tidak tahu, kalau dokter Rizal sudah memiliki kekasih yang kuliah di Kanada, bagaimana kira-kira tanggapannya jika aku memperlihatkan foto ini kepadanya?” Rudi dengan seringainya memeperlihatkan Lina foto yang ia ambil tanpa izin, dimana dalam foto itu, Lina melihat gambar dirinya dan Rizal seolah meradegan mesra. Itu diambil saat Rizal membisikkan sesuatu ke telinganya. Gambar itu terlihat seolah Rizal mencium pipinya. Padahal kenyataannya tidak demikian. Lina melotot melihat gambar itu, ia menatap tajam Rudi yang menyeringai jahat. Tapi ia tidak ingin ditindas begitu saja oleh p****************g b******k ini. “Oh, jadi kau akan menggunakan foto itu untuk mengancamku? Agar aku mau berhubungan denganmu?” ucapnya dengan senyum sinis penuh amarah. “Kau tidak takut aku mengirim ini kepada Winda?” tanya Rudi, ia terkejut karena rupanya gadis cantik yang terlihat polos ini ternyata berani menantanganya. “Maaf, tapi aku harus mengatakan jika aku sama sekali tidak perduli dengan cara licik apapun yang akan kau gunakan. Aku tidak takut.” Setelah mengatakan itu, Lina pun berajak meninggalkan Rudi yang hanya bisa menahan geram. Lina berjalan menghampiri Rizal yang masih sedang berbincang dengan beberapa rekannya. “Kak… apa obrolanmu masih lama?” ia tiba-tiba Lina memotong pembicaraan mereka. Rizal menatapnya beberapa saat, lalu menatap rekan yang diajaknya berbincang itu “Oh, maaf ya Vin, aku tingal dulu.” Rizal mengukuti Lina yang menggandeng tangannya menuju ke tempat sepi. “Dokter, maaf aku terpaksa membawamu kemari,” ucap Lina. “Tidak apa-apa, memangnya ada apa?” tanya Rizal penasaran. “Pria yang bernama Rudi itu, ternyata diam-diam mengambil potret kita diam-diam dan berusaha mendekatiku. Dia bilang akan mengirim gambar itu kepada kak Winda kalau aku tidak tidak mau menberikan nomor ponselku,” ucap Lina mengadu. “Apa?!” wajah Rizal memerah menahan geram. Lina mengagguk menyakinkan. Rizal hendak melangkah menghampiri Rudi yang sedang tertawa bersama yang lain tapi dengan cepat Lina menahannya. “Jangan, Dokter. Aku menyampaikan ini padamu agar kau juga tahu dan lebih berhati-hati lagi. Tapi jangan gegabah. Aku tahu cara melawan pria b******k seperti dis. Kau tidak perlu mengotori citramu hanya demi seonggok sampah sepertinya. Biar aku yang tangani, percayalah padaku,” ucap Lina dengan penuh keyakinan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD