When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
-Kenapa si, yang diacak-acak rambut, yang berantakan malah hati?- *** Waktu sudah menujukkan pukul satu dini hari saat acara berakhir, stadion itu telah kosong, hanya tersisa seluruh panitia dengan wajah lelahnya. Fares meminta semuanya berkumpul di depan panggung menggunakan pengeras suara. Wajah lelahnya terlihat sumringah melihat bagaimana suksesnya acara malam ini. “Gue bangga sama kalian. Acaranya sukses parah. Thank you so much. Ngga nyangka gue punya tim kece dan kompak kaya kalian.” Ucapan Fares yang penuh semangat membuat mereka ikut tersenyum puas dan mengangguk dengan wajah-wajah lelahnya. “Kita amanin dulu barang-barang yang penting. Besok jam sembilan pagi kita kumpul di sini lagi buat rapat evaluasi. Oke?” Mereka menjawab kompak, lalu bergegas untuk mengaman