When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
-Ternyata, mencintai sendirian dan mengagumi dalam diam itu sangat melelahkan.- *** Fares melirik lagi arloji di tangan kanannya sesaat setelah menutup rapat evaluasi itu, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, hatinya resah karena meninggalkan Ayya sendirian, pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepalanya? Apakah kondisi gadis itu membaik? atau justru semakin buruk? Bagaimana jika demamnya semakin parah? Nyeri haid gadis itu semakin menyiksa. Semua itu membuat Fares sulit untuk fokus mendengarkan apa yang menjadi evaluasi dari masing-masing sie untuk acara ke depannya. “Okay, gue minta tolong sama kalian buat bantuin anak perkap beresin semua ini, semuanya harus bersih seperti sedia kala. Kita masih punya project besar yang sesungguhnya dua minggu lagi, tolong jaga kesehatan kalian, tolo