Hari ini Naura mendapat kunjungan dari keluarganya, Nata dan keluarga kecilnya, serta Papah. Naura mendapat pelukan dan kecupan kening penuh sayang dari Papah. “Papah bisa merasakan perbedaannya, kamu jauh lebih baik.” Ucap kepala keluarga Habrizi, menatap wajah Naura. Sudah tidak ada perban di kepalanya, namun semua tahu ada luka yang tak perlu perban untuk diperlihatkan maupun di tutupi. Luka di hati untuk menerima kondisinya. Naura bisa merasakan hangat telapak tangan Papah di wajahnya. Merasa sedang jadi pusat perhatian semua orang di sana. “Karena Naura, kita semua ada di sini. Bisa sering berlibur di Villa.” Nata bersuara, mengalihkan suasana sebelum jadi sendu lagi. “Nata?” panggil Naura, kakaknya mendekat, memeluknya. “Ya.” Naura tidak tersenyum, tangannya terulur hingga