“Aah … m-maksud saya tidak … saya hanya bertanya saja, Tuan.” Jasmine gugup dan tersenyum kecut. Dia menatap ke sembarang arah. Amoun-Ra memperhatikan bahasa tubuh Jasmine menjadi serba salah. Dia tahu kalau suasana yang seperti ini seharusnya terkendalikan dengan ucapan yang tidak memancing. Tapi Jasmine justru melakukannya. “Bu Faizah sedang tidak ada di tempat. Dan … sejak awal aku sudah tahu kondisimu, Jasmine. Jadi aku merasa perlu bersikap sebagaimana mestinya,” ujarnya tersenyum. Jasmine terdiam sembari sesekali melirik Amoun-Ra. “Kalau kau bertanya kenapa aku memberikan perhatian seperti ini, padahal … ada perawat yang bisa melakukannya,” ujar Amoun-Ra menatap lekat Jasmine yang tidak lagi membalas tatapannya. “Jawabanku adalah … tidak tahu. Aku punya Ibu dan aku sangat menjag