Faizah berjalan menuju toilet. Namun, entah kenapa perasaannya sangat tidak nyaman sekali. Jantungnya berdebar. Pikiran Faizah terus tertuju pada Jasmine. ‘Pintu sudah terkunci. Lagi pula tidak akan ada yang berani masuk kesana,’ bathinnya seraya menenangkan diri. Dia berusaha untuk tidak berpikiran yang aneh-aneh, yang mungkin bisa terjadi pada Jasmine. Tadi dia sudah memberi pesan kepada Jasmine untuk tidak membuka pintu jika tidak mendengar suaranya. Faizah yakin kalau Jasmine tidak akan bersikap bodoh. ‘Tapi kenapa perasaanku tidak enak,’ bathinnya terus bergumam. Sepertinya Faizah harus cepat-cepat ke toilet dan kembali ke ruangan istirahat mereka. Sesekali ia melirik ponsel dan berjaga-jaga jika saja ada panggilan masuk dari Jasmine. ... Mereka saling menatap satu sama lain. R