Pagi hari telah tiba. Waktu sudah menunjuk angka sembilan, sebentar lagi Rhea harus menjemput Kaisan di sekolah. "Lalu, sepedanya sudah kamu belikan? Jangan dulu, Sayang. Kan, dia tahunya yang belikan sepeda itu aku. Kalau aku sudah bisa pulang, nanti aku saja yang memberikan sepeda itu kepada Kaisan." Rhea yang tengah melipat pakaian milik Mario lalu menghela napasnya. "Tentu saja belum aku berikan, Mario. Lagi pula, Kaisan tidak akan mau mengambilnya karena dia pun tahu, yang menjanjikan akan membelikan dia sepeda itu adalah kamu, bukan aku." Rhea lalu mengerucutkan bibirnya. Mario lantas terkekeh. "Aku hanya memastikan kalau kamu belum beli, Sayang. Belum pulang, ya? Aku sudah rindu sekali pada anakku yang tampan itu." "Belum. Masih jam sembilan. Sama anaknya doang, yang kangen?"