13. Meet

1633 Words
Bali Pagi ini Willy sedang bersiap-siap untuk karena hari ini adalah hari terakhir di kamar penjaranya ini. Dan hari ini pun pertama kalinya dia akan bertemu dengan wanita yang bernama Luna. Wanita yang membuatnya harus terpisah kembali dengan Bianca. Willy sedang menatap penampilannya di kaca. Semua yang dia pakai yang pilihkan adalah Gunardi. Gunardi juga berpesan Willy memberikan Luna hadiah kejutan sesuai dengan kesukaan Luna. Tidak hanya ini pagi ini orang suruhan Gunardi sudah datang memberikan Willy kunci mobil, agar Willy bisa mempersiapkan segalanya. Willy sudah siap, dia mengambil kunci mobilnya. Akhirnya untuk pertama kalinya dia kini bisa keluar dari kamar yang selama ini seperti penjara. Willy pun melangkah menuju mobilnya. Willy melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 8 pagi. Itu tandanya dia masih ada waktu dua jam sebelum bertemu Luna. Dua jam ini Willy gunakan untuk memesak buket bunga mawar merah, membeli sebuah kalung berlian untuk Luna. Ya, setidaknya Willy melakukan semua ini dengan maksud membantu agar wanita yang bernama Luna itu bisa segera sehat kembali. Tidak ada maksud membuat Luna menyukainya. Satu jam Willy sudah menyiapkan semuanya. Kini di mobillnya sudah ada buket mawar merah dengan ucapan “Happy a nice day” dan kotak berwarna silver yang berusu kalung berlian. Willy menatap semua itu yang ada di sampingnya. Willy sedih seharusnya dia membelikan semua ini untuk istrinya, bukan wanita lain. Willy memejamkan mata. Kalau Bianca tahu pasti akan sangat kecewa padanya. “Maafkan aku Bii, aku melakukan semua ini hanya untuk membantu Luna tidak ada maksud lain” ucap Willy pada dirinya sendiri. Masih tersisa satu jam lagi. Willy pun memilih untuk mencari tempat makan terdekat dari rumah sakit. Willy memilih untuk makan dan minum kopi untuk membuat pikirannya lebih fresh. Willy pun memarkirkan mobilnya di depan café yang ada di dekat rumah sakit. Willy menikmati makanannya dan secangkir kopi hitamnya. Willy pun melihat ponselnya. Willy harus menghubungi Papi saat ini. Setidaknya Willy mengabarkan kepada Papi kalau saat ini dia baik-baik saja. Dan meminta Papi mengurus perusahaannya dulu sementara waktu. “Halo, Pi” ucap Willy ketika Papi mengangkat teleponnya. “Willy. Ya Tuhan, kemana saja kamu?” Tanya Papi yang terdengar sangat terkejut. “Aku masih di Bali Pi” jawab Willy. “Kenapa kamu tidak pulang dan tidak ada kabarnya?” Tanya Papi dengan tegas. “Aku ada masalah Pi” jawab Willy. “Masalah apa? Papi akan datang kesana untuk membantumu” ucap Papi. “Pi, tenanglah. Willy bisa menyelesaikan masalah ini. Willy mohon kali ini Papi atau Mami tidak perlu ikut campur masalah Willy” ucap Willy. Ya, Willy ingat betul bagaimana Papinya dulu sengaja menyembunyikan Bianca yang masih hidup. Papi memang selalu mempunyai rencana. Tetapi Willy tidak ingin melibatkan Papi kali ini. Willy ingin menyelesaikan semua masalah ini sendiri dengan caranya. Kenapa Willy seperti itu. Willy teringat kepada Bianca. Dulu Bianca di tinggalkan Erick saat di hari pernikahan mereka. Dan itu membuat Bianca sangat sedih sehingga Bianca sulit untuk menerima pria lain. Dan sekarang terjadi kepada Luna. Walau kecelakaan yang dialami Luna, Putu, dan Willy bukanlah salah Willy, tetapi Willy tidak ingin Luna bernasib seperti Bianca. Apalagi Putu bukan pergi ke negara lain melainkan pergi ke alam yang berbeda. Pastinya itu akan lebih membuat Luna terpuruk. Willy saja depresi saat tahu Bianca meninggal. “Apa kamu sudah memberi tahu Buanca?” Tanya Papi. “Sudah Pi. Aku sudah menghubungi Bianca” ucap Willy. “Baiklah kalau begitu. Tetapi kalau kamu butuh Papi, segera hubungi Papi” ucap Papi. “Iya Pi” ucap Willy. “Syukurlah, Papi lega. Karena besok Papi dan Mami harus ke Singapur” ucap Papi. Willy memejamkan mata, itu tandanya Mami besok tidak akan ada di rumah. Dan tidak ada yang menemani Bianca. Willy membuka mata dan menggelengkan kepalanya, Bianca bukanlah wanita yang manja. Willy yakin Bianca tidak akan kesepian kalau Mami pergi. “Iya Pi, Papi dan Mami hati-hati ya” ucap Willy. “Ya. Mami menghubungi Papi tadi, Bianca juga tidak apa-apa Mami pergi” ucap Papi. “Ya, Bianca memang wanita yang dewasa” ucap Willy. “Sedewasanya Bianca, tetap dia membutuhkanmu di sampingnya. Kamu tahukan orang tuanya baru saja meninggal” ucap Papi. “Iya Pi, aku tahu. Aku juga berjanji jika semuanya sudah selesai aku akan segera kembali” ucap Willy. “Jangan terlalu lama meninggalkannya. Kamu tahu istrimu itu cantik. Pasti banyak laki-laki yang meliriknya” ucap Papi. “Papi jangan memanasi aku. Aku tahu Bianca istriku. Dia bukanlah wanita yang mudah dekat dengan pria lain. Dulu saja aku sangat sulit membuatnya jatuh cinta kepadaku” ucap Willy. “Oh ya. Tetapi waktu istrimu mau melahirkan ada pria yang bernama Nathan disana. Dan Papi dengar Nathan adalah chef di Bianca Management. Dulu pria itu juga menyukai dan mencoba mendekati istrimu” ucap Papi yang sepertinya sengaja memanas-manasi Willy. “Aku mengenal Nathan. Iya dia memang dulu sempat dijodohkan oleh Icha dan Naena. Tetapi Bianca tidak sedikit pun membuka hatinya untuk Nathan. Bianca pun lebih dulu mengenal Nathan daripada aku Pi. Kalau Bianca menyukai Nathan sejak dulu saja mereka bersama. Buktinya aku yang bersama Bianca” ucap Willy dengan bangga. “Hem, kalau begitu baguslah. Tetapi tetap saja, Bianca butuh kamu disampingnya. Jangan sampai laki-laki lain menggantikan posisimu” ucap Papi. Willy menarik nafasnya panjang. Sepertinya salah dia menghubungi Papi. Papi justru semakin memojokannya. Willy tahu Papi sengaja seperti ini agar Willy bisa kembali ke Jakarta dan meminta bantuan Papi agar membantu masalahnya saat ini. “Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan pria lain menggantikan posisiku Pi. Jika itu terjadi, akan aku buat menyesal pria itu” ucap Willy. “Okey baiklah” ucap Papi. “Sudah dulu ya Pi. Oh ya, aku titip kantor sementara ya Pi. Juga titip salam untuk Mami. Aku mencintai kalian. Jaga diri Papi dan Mami baik-baik disana” ucap Willy. “Iya, kamu juga jaga dirimu baik-baik disana” ucap Papi. Setelah menghubungi Papi sebenarnya Willy menjadi tidak tenang. Apalagi Papi sengaja memanas-manasi dirinya. “Ingat Will, Bianca bukanlah wanita yang suka berselingkuh. Bianca mencintaimu Will. Dia tidak akan mendekati pria lain” ucap Willy pada dirinya sendiri. “Ya, Nathan juga bukan pria yang suka menikung. Nathan sudah mengenalku jadi tidak mungkin dia berniat mendekati Bianca” ucap Willy lagi. Willy pun menyelesaikan makannya. Jam menunjukkan sudah pukul sepuluh pagi. Sudah waktunya Willy bertemu dengan wanita yang bernama Luna itu. Willy membayar semua pesanannya, setelah itu Willy pun melangkah pergi. Willy mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Sudah lima menit Gunardi terus menghubunginya. Willy sengaja tidak mengangkatnya. Willy tahu pasti kakek tua ini menanyakan keberadaannya sekarang yang belum juga sampai. “Halo” ucap Willy yang akhirnya mengangkat telepon dari Gunardi. “Dimana kamu? Mencoba melarikan diri” ucap Gunardi dengan nada emosi. “Sudah diparkiran rumah sakit” ucap Willy singkat. “Ceoatlah masuk, Luna sudah tidak sabar bertemu denganmu” ucap Gunardi. “Ya” ucap Willy. Willy terdiam sebentar. Lagi-lagi dia merasa ragu. Saat Papi memanas-manasinya tadi, Willy tidak mau kalau Bianca mendekati pria lain. Tetapi sekarang justru Willy yang sedang berusaha mendekati wanita lain. Willy menggelengkan kepalanya. DIa tidak ada niat sedikitpun selingkuh dari Bianca. Ini hanya pekerjaan yang harus dia selesaikan. Willy memakai kacamata hitam yang baru dia beli. Lalu dia membawa buket mawar merah itu dan turun dari mobilnya. Willy melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Saat Willy melangkah dengan membawa buket mawar merah itu tentu saja menjadi perhatian para pengunjung wanita dan suster rumah sakit. Di tambah kacamata hitam dan tampangnya yang dingin membuat kadar ketampanannya meningkat. Willy terus melangkah hingga dia sampai di kamar VVIP nomor 101. Nomor kamar yang sudah diberi tahu oleh Gunardi. Willy berhenti sebentar sebelum dia membuka pintu kamar itu. Willy menarik nafas lalu membuangnya. Ceklek “Selamat pagi” ucap Willy saat membuka pintu kamar 101. Spontan dua orang yang ada di dalam ruangan itu pun menoleh ke arah pintu. Ya, dua orang itu adalah Luna dan Gunardi. Luna pun terlihat langsung terdiam dan terkejut melihat seorang pria datang ke kamarnya. Inilah pertama kalinya Luna dan Willy bertemu. Willy yang masih memakai kacamata hitamnya menatap Luna. Willy melangkah perlahan menuju wanita berambut panjang hitam, wajah oval, bola mata berwarna coklat dan hidung mancung. “Untukmu” ucap Willy memberikan buket mawar merah itu kepada Luna. Luna masih terdiam menatap Willy. Willy pun membuka kacamatanya lalu mengulangi ucapannya lagi. “Untukmu” ucap Willy. “Luna, in kejutan untukmu” ucap Gunardi yang akhirnya berhasil menyadarkan Luna. “Wi Willy Pratama” ucap Luna gugup. “Kecelakaan sepertinya membuatmu lupa padaku” ucap Willy. “Kek” ucap Luna menoleh kepada Gunardi. Gunardi pun melangkah menghampiri Luna dan Willy. “Luna, kamu lupa Willy adalah kekasihmu” ucap Gunardi. “Apa” ucap Luna tidak percaya. “Kita berdua sepasang kekasih” ucap Luna menatap Willy. Willy menganggukkan kepalanya. Luna pun menatap Willy, lalu menatap buket mawar merahnya. Luna kembali menatap Willy lalu menatap Kakek. Luna terlihat masih tidak percaya. Gunardi pun baru menyadari buket yang Willy bawa. “Ikut denganku sebentar” bisik Gunardi kepada Willy. “Sebentar Luna, Kakek ada perlu dengan Willy” ucap Gunardi. Luna menganggukka kepalanya. Gunardi pun melangkah keluar dengan diikuti oleh Willy. “Kamu ini sengaja membuat cucuku bingung” ucap Gunardi sedikit kesal. “Tentu saja dia bingung. Memang sebenarnya kami belum pernah kenal dan bertemu” ucap Willy. “Bukan itu bodoh” ucap Gunardi. Willy pun hanya membuang pandangannya. “Luna itu tidak suka dengan aroma mawar. Jadi dia tidak suka dengan mawar merah” ucap Gunardi. Willy pun terkejut. “Apa kamu tidak membaca semua tentang Luna yang aku berikan kemarin. Disana tertulis, Luna tidak menyukai bunga mawar, Luna tidak suka warna merah” ucap Gunardi. Willy menelan salivanya. Sejujurnya memang dia tidak membacanya. Willy hanya menarik kesimpulan saja kalau Luna itu suka dengan hal yang romantis. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD