Tanpa terasa, sudah lebih satu bulan mereka menikah. Dan, selama ini, tidak ada konflik yang berarti. Selain Abizar yang tidak peka, sehingga menimbulkan rasa kesal Ziya. Ziya membuka mata perlahan, pandangannya terasa berkunang-kunang, perutnya bergejolak. Merasa akan muntah, cepat Ziya bangun dari berbaring, lalu masuk ke dalam kamar mandi, untuk memuntahkan isi perutnya, di dalam closet. Tubuh Ziya gemetar. 'Ada apa dengan tubuhku, kenapa terasa tidak enak begini?' Setelah selesai, Ziya kembali ke tempat tidur. Ditatap Abizar yang sangat lelap tertidur. Dengan gerakan perlahan, Ziya mengambil lengan Abizar, dijadikan lengan Abizar sebagai bantal kepala. Mata Ziya menatap wajah tampan Abizar. 'Abang ganteng, tapi sayang pelit sekali dengan senyum. Beda jauh Kak Ardilla yang kocak. Co