Airin akhirnya berhenti menangis. Airin menarik kepala dari atas bahu Angga. Angga dan Airin saling tatap. Angga menjangkau tissue dari atas meja, lalu Angga menghapus air mata di pipi Airin. "Kenapa kamu menangis, Sayang. Ada apa?" "Kakek dan nenek Aina meninggal, Bang." "Inalillahi wa inna ilaihi Raji'un, kamu tahu dari mana? Kapan meninggalnya, Sayang?" Angga sangat terkejut mendengar kabar duka itu. "Tadi dari kampus, aku ke rumah Markonah, terus aku ke rumah kakeknya Aina. Ternyata rumahnya itu sudah dijual. Orang yang mendiami rumahnya yang cerita, kalau Kakek meninggal kecelakaan. Kemudian nenek kena serangan jantung, saat tahu Kakek kecelakaan dan meninggal. Jadi mereka itu meninggalnya di hari yang sama." "Innalillahi wa inna ilaihi Raji'un. Lantas bagaimana dengan Aina?" "