APA MASIH PUNYA HATI

1035 Words
Karla mengentakkan tangannya yang masih berada dalam cengkraman David dengan keras. "Dengar David, aku akui awalnya aku memang memanfaatkan apa yang ada padamu, kekuasaan, harta, ketenaran dan juga nama besar. Tapi, aku ini hanya wanita biasa yang juga punya hati dan perasaan. Aku akui bahwa perasaanku kepadamu berkembang menjadi cinta,terlebih setelah ada Davila. Apa salah jika aku menginginkan kehidupan yang normal seperti wanita lain di luar sana? Punya suami, anak, merasakan kasih sayang dan keluarga yang seutuhnya? Sekarang kau meminta aku untuk lebiih mencintai Davila dan memberikan kasih sayang sebagai seorang ibu. Apa kau bisa bersikap seperti seorang suami kepada istrinya?! Kau ini benar-benar tidak mempunyai hati, Dave!" pekik Karla dengan kesal. Akhirnya apa yang selama ini ia tahan berhasil ia katakan kepada David. David terdiam, ia menatap Karla,tampak jelas kemarahan di wajah Karla. Apakah ia yang terlalu egois dan memikirkan kepentingannya sendiri? Eaak! Eaak! Tiba- tiba tangisan Davila terdengar begitu keras, David yakin bahwa bayi kecil itu mendengar dan ikut merasakan.Hati kecil David terketuk seketika, perlahan ia menghampiri putri kecilnya. Ia memeluk Davila dan menimangnya hingga bayi mungil itu berhenti menangis. Karla hanya mendengus tak peduli, bukan, sebenarnya hati kecil Karla sebagai seorang ibu peduli. Tapi, ia tidak ingin menjadi lemah di hadapan David. Selama ini ia hanya ingin kuat dan berdiri tegak. Karla hanya berusaha menyiapkan diri jika sewaktu-waktu David berpaling dan pergi ia tidak akan terlalu kehilangan. David dan Karla hanya orang-orang yang membentengi diri karena rasa trauma. Trauma akan kehilangan sehingga mereka lupa bagaimana cara mencintai dan rasa dicintai. Tanpa peduli Davila dan David lagi, Karla langsung menyembunyikan tubuh di bawah selimut. David hanya bisa menarik napas panjang untuk meredakan kekesalannya. *** Seperti yang sudah dijadwalkan , pagi itu Amelia dan Nina sudah tiba di studio untuk take vocal dan pemilihan lagu. "Aku suka lagu yang ini," kata Amelia. David mengerutkan dahinya, bagaimana tidak lagu yang dipilih adalah lagu yang tadinya untuk dibawakan Karla dulu. Lagu itu tidak jadi rilis karena Karla jelas tidak mampu tanpa Amelia. Gwen dan Bianca pun tidak ada yang mampu membawakan lagu itu sesuai dengan mau David. "Apa kau yakin mau lagu itu, Jasmine?" tanya David memastikan. Amelia menoleh dan menatap David, "Bapak nggak percaya saya bisa membawakan lagu itu dengan baik, atau karena lagu itu menurut Bapak kurang begitu bagus?" "Lagu itu ... Ah, kita coba sajalah kalau begitu," tukas David. Amelia pun segera masuk ke dalam studio rekaman. Tentu saja ia sudah menguasai dengan baik, karena sebelumnya dia turun tangan dalam pembuatan lagu itu. 'Kala denting piano mengalun Membawa rasa ini dari hati. Kuharap kau di sana mendengar Suara hati memanggil Asa yang kita bina bersama Jangan kau biarkan pergi Larut bersama egomu Tenggelamkan segala yang kita bina Tanyakan hatimu, tanya hati kecilmu Adakah cinta untukku dari hati Tanyakan hatimu , Lupakan egomu Pantaskah kudapat ini semua Setelah apa yang kulakukan Semua pengorbanan tanpa rasa sesal Setelah semua kuberikan Apa kau masih punya hati' David melongo, ia tidak bisa berkata apa-apa. Amelia membawakan lagu itu dengan begitu sempurna di telinga David. Dari awal hingga akhir tanpa jeda sedikitpun. Bianca dan Gwen yang kebetulan ada di sana pun sampai diam terpaku. Tidak ada yang menyangkal bahwa suara Amelia memang benar-benar indah. "Bungkus!" teriak David sambil bertepuk tangan. Sudah lama rasanya David tidak merasa puas seperti hari ini. "Suaranya benar-benar mirip dengan Amelia," kata David kepada Patricia yang duduk di sebelahnya. "Rasanya tidak rugi kalau kau mengikuti semua yang dia inginkan, aku yakin kau akan mendapatkan banyak keuntungan dari Jasmine." "Kau benar Pat, dia sangat luar biasa. Siapkan segala sesuatunya, aku mau kita segera membuat video klip. Promosikan lewat media sosial, f*******:, i********:, YouTube. Aku mau yang terbaik," ujar David. Gwen dan Bianca hanya bisa mendelik dan merasa iri dalam hati. "Kalian berdua perlu banyak belajar dari Jasmine, yang dia lakukan itu baru namanya bernyanyi," kata David. Gwen dan Bianca hanya mengangguk, "Siap, Bos," jawab keduanya serempak. Gwen tampak sekali menunjukkan rasa tidak sukanya kepada Jasmine. Bagaimana tidak ,selama beberapa bulan terakhir ini ia sudah mencoba untuk menarik perhatian David, tapi ternyata sia-sia. 'Menyebalkan,' maki Bianca dalam hati. David langsung menghampiri Amelia dan menyalami gadis itu. "Luar biasa, aku suka sekali suaramu, Ame- eh maksudku Jasmine." "Ame? Anda sedang teringat seseorang, Pak?" tanya Amelia. David hanya tertawa kecil, meski wajahnya tampak memerah karena malu. Ya, untuk beberapa saat tadi ia seperti melihat Amelia yang bernyanyi. "Suaramu mirip dengan penyanyi saya yang sekarang entah di mana." "Maaf, waktu itu bukannya anda mengatakan bahwa suara saya mirip dengan Karla? Bagaimana bisa sekarang mirip dengan orang lain?" David terdiam, hampir saja ia membongkar rahasianya sendiri. "Itu, jadi begini, dulu Karla punya tim khusus. Salah seorang vocalis yang menjadi backing vocal Karla mempunyai suara yang hampir mirip dengan Karla. Namanya Amelia, kebetulan dia adalah adik kandung Karla. Jadi, tidak heranlah jika kakak adik memiliki tipe suara yang sama," jawab David. "Oh, pasti Amelia juga secantik Karla," celetuk Amelia. Amelia memang sengaja , ia ingin tau apa yang David pikirkan tentang dirinya. "Amelia dia manis, hanya sayang sedikit over weight," jawab David. Amelia hanya mendecih lalu melangkah menghampiri Nina meninggalkan David. "Suaramu bagus sekali," puji Patricia. "Kau pasti fans berat Mbak Karla, ya," sahut Bianca sambil melirik sinis. Amelia mengangkat alis matanya dan menatap Bianca. "Maksudnya? Kalau memang aku fans berat Mbak Karla kenapa? Meski aku tinggal di Korea, aku sering mendengar lagu-lagu dalam bahasa Indonesia, dan salah satu penyanyi favoritku memang dia," jawab Amelia tegas. Bianca tampak memicingkan mata, "Saking ngefans sampai mengikuti suaranya, ya. Nggak punya karakter vocal sama sekali," sahut Bianca. Patricia yang mendengar hal itu hampir meradang dan membuka mulut untuk menjawab perkataan Bianca. Namun, Amelia menggelengkan kepala ke arahnya, sehingga ia tidak jadi berucap. "Oh, jadi suaraku tidak memiliki karakter? Kalau tidak salah, kalian menjadi penyanyi dan bergabung dengan management milik Pak David karena kalian memenangkan ajang pencarian bakat. Dan jika aku tidak salah, ajang itu dilihat dan dinilai dari karakter suara. Dan kebetulan suara kalian yang paling mendekati, paling mirip dengan suara Karla. Jadi, kalian sendiri apa memiliki karakter vocal?" Bianca melotot kesal, ia merasa tertohok mendengar perkataan Amelia, tapi ia tidak bisa menjawab karena apa yang dikatakan Amelia itu benar adanya. 'Kau akan membayar,' batin Bianca kesal sambil menatap tajam Amelia yang berjalan menjauh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD