“Hei becus tidak sih pake motornya?” Farell mengangkat wajahnya dengan pelan. Dengan ekspresi kelelahan yang kentara, pria itu bangkit dari posisinya yang terjatuh. Mencoba kembali memposisikan motor dan tubuhnya dalam kondisi berdiri. Beruntung, Tuhan sepertinya belum mau mencabut nyawanya. Padahal bila diakhiri sekarangpun rasanya Farell rela. Meskipun mungkin dia akan dikenal menjadi seorang pria yang terlalu muda untuk mati kecelakaan karena masalah cinta. oh… bukan, ralat. Lebih tepatnya masalah rumah tangga yang menimpanya. Motor yang dia kendarai berhasil menghindar, meskipun sebagai gantinya dia terseret beberapa meter dari lokasi. Dia tidak tertabrak oleh bus. “Kemari kau!” seseorang keluar dari mobil itu. Mukanya terlihat sangat emosi. Farell melangkah pelan, pria itu membi