5. Bertemu masa lalu

1180 Words
Setelah berbagai macam cara Carol lakukan untuk membatalkan pernikahan, pada akhirnya yang bisa wanita itu lakukan hanya pasrah. Marchel ternyata sangat pandai dan tidak mudah dikalahkan semakin buruk karena laki-laki itu memiliki keluarga yang sangat baik. Bagaimana tidak, kemarin saat Marchel membawa Carol ke rumah, wanita itu masih belum menyerah. Dia mengatakan pada semua orang bahwa statusnya pernah menikah, tapi diluar dugaan semua orang tidak ada yang keberatan. Benar-benar menyebalkan, semakin membuat Carol kesal melihat seringai ejekan dari laki-laki itu. [Sesuai perjanjian, kabulkan apapun permintaanku!] Pesan itu datang sudah lebih dari sepuluh kali. Carol benar-benar ingin berteriak kencang. Bagaimana ada laki-laki semenyebalkan Marchel. [Iya tuan cerewet yang menyebalkan] Setelah menekan tombol kirim wanita itu membenamkan wajahnya di dalam bantal. Marchel benar-benar makhluk yang menyebalkan. Salah satu jenis makhluk yang selalu Carol usir jauh-jauh. Tapi bagaimana jika takdir membuatnya berusrusan dengan orang itu dalam waktu yang lama? Carol berpikir dia akan gila. Wanita itu menyingkirkan bantal dari kepalanya ketika mendengar notif pesan yang ia yakini berasal dari si datar menyebalkan itu. [Permintaan pertama, aku mau fotomu dengan senyum paling manis di dunia. Jika tidak dikirim dalam waktu 1 menit, aku minta cium sebagai gantinya] Carol menganga tidak percaya, belum menjadi suaminya saja dia sudah semena-mena bagaimana jika sudah menikah nanti. Tamat riwayat Carol seketika. Sambil berguling-guling kesal, wanita itu berteriak kesal. Kemudian bangkit, merapikan rambutnya dan memaksakan tersenyum lalu memotret menggunakan ponsel. Tanpa menunggu lama, foto itu segera dikirimkan pada laki-laki paling menyebalkan di dunia versi Carol. Tidak berlangsung lama, ada sebuah balasan. [Manis dari mana? jelek begini, ULANG!] Carol membanting ponselnya ke kasur. "Dasar laki-laki iblis menyebalkan!!" Ucapnya dengan nada suara sedikit meninggi. Membuat pintu kamarnya terbuka dan kepala Maya menyembul dari sana dengan pelototan. "Kamu itu udah mau menikah Carolin! Berhenti bersikap seperti Tarzan!" Carol tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Bagaimana ibunya sendiri mengatainya seperti Tarzan? Wanita paruh baya itu bahkan langsung menutup pintu kembali dan pergi, tanpa menunggu reaksi putrinya. "Ini adalah masa-masa sial paling sial di hidupku yang selalu sial." Gerutu Carolin kesal. Kemudian ponselnya kembali bergetar, wanita itu menepuk jidat— dia lupa foto ulang. [Waktu habis, aku menunggu ciuman manismu nanti sore] "Aaaaaa...... dasar brengsekkkk...!!" Carol sudah naik darah. Mungkin lama-lama dia bisa darah tinggi. "CAROLIN! INI BUKAN HUTAN!" Teriakan Maya menghentikan segala keberisikan Carolin. Membuat wanita itu melanjutkan jeritannya dalam diam. "Pokoknya aku harus memikirkan pembalasan untuk laki-laki itu. Aku adalah Carolin Robinson yang tidak terkalahkan, bagaimana mungkin aku setidakberdaya ini pada laki-laki seperti Marchel?" Carolin bergumam sendiri sambil berpikir. [Aku sudah ada di depan rumahmu, cepat keluar gadis pemalas!] Setelah membaca pesan itu, rasanya Carol ingin pingsan atau pura-pura sakit saja. *** Ternyata trik pura-pura sakitnya hancur berantakan. Carol lupa jika Marchel dan ayahnya adalah seorang dokter. Tidak sampai lima menit, kebohongannya langsung terbongkar dengan memalukan. Akhirnya dengan terpaksa Carolin duduk di kursi penumpang sambil menikmati tawa ejekan Marchel. "Apa tidak ada cara yang lebih murahan dari pura-pura sakit?" Carol hanya mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya ke luar jendela tanpa menjawab. Seperti biasa keheningan adalah teman perjalanan paling setia jika bersama lak-laki itu, hingga mobil Marchel sampai di sebuah butik tidak ada pembicaraan. Dengan malas Carol mencoba membuka pintu tapi tidak bisa, kemudian dia menoleh ke arah Marchel. "Tidak akan ada yang keluar sebelum aku mendapatkan ciumanku." Ucap laki-laki itu sambil tersenyum menakutkan, Carol ingin menghilang dari muka bumi saat itu juga. "Apa tidak ada sikap lain yang kau miliki selain menyebalkan dan m***m?" Marchel menggeleng sambil tersenyum jahil. Kemudian telunjuknya menunjuk area pipi. Seketika wajah Carolin memerah. Carol melakukannya dengan cepat, sayangnya wanita itu tidak tahu apa yang direncanakan Marchel. Sebab ketika bibir Carol hampir sampai di pipi, Marchel menoleh kearahnya membuat ciuman itu tepat mengenai bibir. Diantara kekagetannya, Carol tidak berdaya ketika laki-laki m***m itu mendorongnya hingga ke pintu dan memulai ciuman itu dengan lembut. Tidak terburu-buru, dan masih membuat Carolin tidak bisa bergerak seperti saat pertama kali dulu. "Bagaimana laki-laki bodoh itu bisa menyia-nyiakan wanita semanis ini." Marchel mengecup lagi bibir merah muda itu. " Sepolos ini." Kali ini mencium hidung mungil yang sedikit menggoda. "Sebaik hati ini." Kemudian diakhiri dengan mengecup kedua pipinya. Carol benar-benar dibuat mematung tidak berdaya, bagaimana Marchel bisa semanis ini dalam sekejap mata? Atau jangan-jangan Marchel punya rencana buruk sehingga membuatnya terlena seperti ini? Tentu saja Carolin tidak akan percaya. Masih dalam nuansa romantis yang dibangun dengan penuh trik, Marchel tidak menyangka Carol akan mencubit hidungnya dengan kencang sambil memukulinya di berbagai bagian tubuh. Kemudian keluar dari mobil setelah membuka kunci pintu. Bukannya marah, Marchel malah tertawa geli. Hal langka yang jarang sekali terjadi selain ketika laki-laki itu berdebat dengan Dimas. "Lain kali aku akan menggigit hidungmu jika kau berani m***m lagi." Sungut Carolin kesal. "Kamu juga boleh menggigitku di tempat lain." Bisikan laki-laki itu membuat Carolin merinding kemudian melotot dengan horor. "Apa kau ti—" "Kita sudah sampai bawel!" Potong Marchel cepat membuat Carol bertambah jengkel. Semua orang yang melihat pasti akan mengira mereka adalah sepasang kekasih yang sedang saling menggoda, termasuk sepasang mata yang sudah memperhatikan mereka sejak tadi dari dalam butik. "Bagaimana ada orang semenyebalkan dirimu." Celetukan Carol membuat Marchel kembali tertawa. "Hati-hati jatuh cinta!" Carol mendengus dengan pongah. "Tidak akan pernah! Berhentilah bermimpi." "Ayo taruhan lagi, kalau kamu masih berani tapi." Caroline melirik Marchel dengan sengit. Wanita itu sudah akan menjawab tapi belum sempet mulutnya berbicara, sekujur tubuhnya seketika membeku melihat seseorang yang sedang berdiri di dalam butik menatap kearahnya. Kakinya sudah gemetaran, reflek dia mendekat kearah Marchel meminta perlindungan. "Bagaimana anda bisa memandang calon istri saya seperti itu, saya sungguh tidak suka." Laki-laki bermata kelabu itu terkekeh. Melihat ketakutan Carolin, Marchel menggenggam tangan wanita itu dengan hangat. "Calon istri? Wanita ini calon istrimu? Aku memiliki semua rahasia buruk tentang w************n ini jika kau mau tahu. Mungkin itu bisa menjadi bahan pertimbanganmu untuk membatalkan pernikahan." Kali ini giliran Marchel yang terkekeh. Setelah itu datanglah seorang wanita berpakaian sexy menghampiri si mata abu-abu dan menggenggam lengan laki-laki itu dengan posesif. Yang Marchel tidak suka, wanita sexy itu memandang Carol dengan tatapan jijik. "w************n? Semua mata juga bisa menilai wanitamu terlihat jauh lebih murahan. Sebaiknya jangan hanya membelikan dia barang mahal saja, sekali-kali belikan dia cermin." Mereka berdua tampak marah tapi masih bisa menahan pasalnya butik sedang ramai. "Siapa kau, berani sekali menghina calon istriku." Marchel tertawa menyadari bahwa ada pengusaha yang tidak mengenalnya. "Selamat sore pak Marchel, kebetulan sekali bertemu disini dengan pak Abi." Sapaan seorang pegawai butik membuat suasan panas diantara mereka sedikit mereda. "Memangnya ada apa mbak?" Pegawai butik bernama Rika itu tersenyum. "Pak Abi ini menginginkan gaun yang sudah bapak pesan, saya sudah mengatakannya tapi beliau tetap bersikeras menginginkan gaun itu dan ingin bertemu bapak untuk bernegosiasi." Marchel kembali melirik laki-laki bernama Abi itu. "Silahkan cari yang lain, saya tidak suka bernegosiasi masalah ini, gaun itu adalah milik calon istri. saya." Abi semakin kesal. "Sebenarnya siapa kau, berani sekali padaku." Marchel kembali tertawa. "Beliau adalah tuan Marchel Prayogo pak, pemilik gedung seluruh pertokoan elit di daerah sini." Ucap Rika menjelaskan. Gadis itu menghindari terjadi keributan, sebab dia sudah diberitahu oleh Imel bosnya jika Marchel jauh lebih menyeramkan dari Dimas jika bermasalah dengan seseorang. Sementara kedua orang itu, langsung mematung tidak sanggup berkata-kata. Didalam otak mereka berputar-putar pertanyaan tentang Bagaimana wanita seperti Carolin bisa dekat dengan pangeran pertama dari kerajaan Prayogo? ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD