Sebastian masih fokus dengan layar ponsel ketika suara Miranda membuat ayah satu anak itu mau tidak mau menghentikan kegiatannya. Pria itu menoleh ke belakang. “Kenapa? Bukahkan kamu bilang itu anakku? Kenapa tidak mau tes DNA?” “Kamu melukai harga diriku, Sebastian. Dengan melakukan tes DNA, itu menandakan kalau kamu tidak percaya padaku. Kamu tidak mau mengakui anak ini.” Meranda yang duduk di bangku penumpang belakang, mengusap perut yang sama sekali belum membuncit. Sebastian menahan putaran bola mata ketika menatap jengah wanita di belakangnya. Pria itu meraup sebanyak mungkin oksigen. “Karena aku tidak merasa menghamilimu, Miranda. Aku tidak pernah mabuk saat bersamamu. Aku jelas tahu kalau anak itu bukan anakku.” “Bisa-bisanya kamu tidak mau mengakui anakmu sendiri. Kamu akan m