“Kalian tahu apa ini?” Dengan napas yang memburu, Miranda melangkah masuk ke dalam ruang kerja Louisa dengan satu tangan memegang ponsel. Wanita itu menghentak keras tangan seorang perempuan yang mencoba menghalangi dirinya. “Maaf, Nona. Wanita ini marah-marah dan memaksa masuk.” “Tidak apa-apa. Tinggalkan kami,” pinta Louisa. Bola mata wanita itu kemudian bergeser pada seorang perempuan dengan rambut yang kali ini diikat ekor kuda, dan dres tanpa lengan warna merah kombinasi hitam sepanjang di atas lutut. Pintu tertutup dari luar setelah sekretaris Adam Reed yang saat ini membantu Louisa keluar. “Apa yang kamu lakukan di sini, Miranda?” Suara Sebastian terdengar menggeram. Pria itu menatap tajam sosok perempuan yang kini sudah berdiri tak jauh darinya. “Pergilah. Kalau kamu ingin bic