“Pasti kamu yang bernama Andrew.” Sepasang mata Sebastian memicing menatap sosok pria yang duduk di sebelah Louisa. Andrew membalas tatapan Sebastian lalu mengangguk. Membenarkan tebakan Sebastian. Sekarang dia paham siapa orang yang beberapa kali disebut namanya oleh sang nona ketika mereka berdiskusi. Bukan sosok asing di matanya karena dia jelas tahu siapa pria yang masih menatapnya saat ini. “Senang bertemu dengan anda, Tuan Sebastian.” Andrew menurunkan sedikit kepala sebagai tanda hormat. Hembusan napas keluar dari celah sepasang bibir Sebastian. Pria itu menggerakkan kepala turun naik dua kali. “Kamu yang membantu Nona Louisa.” Sepasang alis pria tersebut terangkat. “Louisa buta tentang bisnis. Jangan menyesatkannya.” “Maaf, apa maksud anda?” Andrew dengan cepat bertanya. Tatapa