“Minum sama siapa lo tadi malam?” Pertanyaan Kinan terdengar menuntut. Tapi Maya segera mengelak. “Apaansih, Kin. Orang gue minum sendiri.” “Ada dua gelas disini.” “Yang satu kemasukan lalat. Puas?!” Maya menghela napas sembari membenarkan bantalan sofanya. Ketika duduk di sofa, pipi Maya memerah karena teringat dengan percintaan panasnya dengan Ibra di sofa ini. Kinan kemudian ikut duduk di sofa dan menatap Maya. “Maaf deh kalau gue terlalu banyak tanya. Gue cuma khawatir tahu May, ketika lo ketemu sama Arga lagi.” “Gue udah nggakpapa kok, Kin. Makasih.” Maya tersenyum lembut. Kemudian teringat sesuatu. “Ngomong-ngomong, gimana direktur ganteng lo?” Ekspresi muka Kinan langsung berubah begitu teringat Ibra. Ia langsung memposisikan dirinya menatap Maya sepenuhnya. “Lo tahu, May