Kayna yang mengikuti langkah lebar Faray pun kesusahan, bahkan berkali-kali ia tersandung kakinya sendiri, membuat dirinya refleks memegang baju Faray. Akan tetapi, lelaki itu sama sekali tidak memelankan langkahnya, sehingga Kayna sendiri merasa tidak mengerti. Ada apa dengan lelaki ini? Faray membawa Kayna ke arah taman bundaran yang dekat dengan fakultasnya sendiri. Di sana memang terlihat sepi, apakah mahasiswa sudah memasuki kelas? Sesampainya di bundaran, Faray melepaskan cekalannya di tangan Kayna. Lalu, berbalik menatap gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya saja. Astaga, menggemaskan sekali dia dengan pakaian mungilnya itu. Kayna yang merasa ditatap intens dengan katingnya itu pun menunduk dalam. Sejujurnya ia cukup salah tingkah dengan perbuatan Faray yang mirip sekali den