7. Keajaiban Sebuah Kebaikan

764 Words
“Woy! Gue punya berita gempar, ”seru Evano membuat semuanya mendadak diam. Adresia, Kayna, Velly dan Izzan memang memutuskan untuk bertemu di tangga FILKOM. Guna untuk memudahkan mereka berpindah tempat jika tiba-tiba di kelasnya dialihkan. “Gue tadi enggak sengaja lihat ketua BEM kita dicipok sama kampus primadona,” ucap Evano semangat. Velly yang melihat ketua BEM tersebut adalah Faray pun bertanya, “Kak Faray, 'kan?” “Enggak tahu juga sih, yang jelas dia dicipok waktu rapat bolos rapat himpunan. Dan berita ini udah gempar seantero anak FISIP. Gue aja tahu ini karena mereka cerita keras banget, bahkan dalam jarak lima meter aja masih terdengar. Evano menggelengkan kepalanya pelan. Ia masih tidak percaya pada kelakuan anak-anak di kampusnya. Sejenak Kayna mengingat kalau Faray lelaki lelaki baik-baik, karena di kampus saja lelaki itu terlihat baik. Bahkan ia sempat terpesona akan ketampanannya. Akan tetapi, Kayna masih sangat tidak sadar jika harus suka lelaki itu. “Benci gue sama cowok kayak gitu. Apa coba maunya? Semua cewek aja dia deketin. Ganteng boleh, tetapi b******k jangan. Karena enggak semuanya cewek itu mau sama modal tampang doang, ”omel Adresia kesal. Diantara ketiga perempuan itu, memang hanya Adresia yang menggambarkan kekesalannya. Bahkan Kayna saja tidak bisa seberani Adresia yang begitu lantang, dan beberapa ada yang menoleh ke arah mereka. Saking kerasnya suara perempuan itu. “Duh! Sabar kali, Res. Lihat di sini yang paling ngotot. Pernah disakitin, ya? Ejek Evano bercanda. “Maaf, maaf aja. Biar begini juga gue masih jual mahal. Apalagi sama yang obral murah, ”balas Adresia sengit. Sementara Izzan menggeleng pelan melihat kekonyolan dua baris itu. “Tetapi, menurut sepemahaman gue sebagai lelaki yang pernah terjadi begitu. Faray itu masih mencari terbaik diantara yang paling cantik. Karena enggak semua yang cantik itu bisa yang terbaik. Justru mereka adalah yang pantas untuk dinikmati. ” Velly menjentikkan jarinya setuju. “Menurut gue juga begitu, karena lelaki pasti mencari wanita yang mampu menjaga keutuhan keluarganya, bukan tubuhnya.” Jadi, enggak semua lelaki itu b******k? tanya Kayna penasaran. “Enggak, Kay. Buktinya gue, waktu SMA pacarin anak orang sana-sini, tetapi setelah gue menemukan wanita yang pas, gue bakalan berhenti. Bahkan untuk selingkuh aja mereka mikir ribuan kali, ”jawab Izzan meyakinkan. Tetapi, Zan. Gue enggak setuju soal selingkuhan ini. Buktinya gue yang udah sayang banget sama dia malah diselingkuhin, ”sahut Velly setengah menyindir. Kayna yang terkejut mendengar penuturan Velly pun menegakkan tubuhnya. “Lo yang udah cantik banget gini aja masih diselingkuhin? Heran gue, kayaknya cewek cakep enggak masalah kalau punya cowok enggak cakep. Cuma kadang cowoknya enggak tahu diri, udah enggak cakep suka nyakitin lagi. ” “Perkataan lo seakan-akan pernah sakit hati sama cowok cakep, Kay,” sahut Adresia tertawa geli. “Ya jelas kesel, Velly kurang cakep apa coba? Tubuh aduhai, masih aja disia-siain. Itu mata katarak apa gimana? ” Kayna menatap Adresia dengan alis terangkat sebelah. “Gue rasa cowoknya Velly lagi khilaf lihat biasa aja. Namanya juga cowok, Kay. Kalau satu doang juga bosan, makanya mau nikah muda itu harus berpikir panjang. Belum tentu dia betah sama satu perempuan aja, bisa jadi di luar sana ada yang lebih cakep. Karena istri orang lebih cocok istri sendiri, ”papar Evano sekenanya. Ia memang sering mendengar perceraian dari kakaknya yang bekerja di Pengadilan Agama. Banyak sekali pihak penggugat yang masih berumur dua puluhan tahun. Padahal seharusnya diumur segitu mereka masih memiliki dunia masa mudanya, bukan menjadi seorang ibu kalau ujung-ujungnya diceraikan saja. “Gue suka kata-kata lo! Istri orang lebih cantik dari istrinya sendiri. ” Evano mengatur kata-kata Izzan yang serius. “Gila lo!” umpat Kayna ringan. Ia semakin tidak mengerti akan jalan lelaki lelaki yang ada di sini, entah itu ketua BEM atau bahkan f*******: sendiri. Velly tersenyum tipis. “Terkadang menjadi yang biasa saja itu menyenangkan yang terjadi malah jadi bahan percobaan.” Mendengar hal itu pun membuat Adresia sedikit tidak terima. Ia pun merangkul pundak Velly gemas. “Jangan menyesali apa yang enggak pernah lo perbuat, Vel. Karena yang seharusnya menyesal adalah dia. Buat apa mencari yang sempurna kalau yang terbaik sudah ada di depan mata. ” “Karena kesempurnaan itu bukan dimiliki manusia, apapun yang manusia pasti ada celahnya.” Kayna menghempaskannya dengan kata-kata bijak, meskipun dirinya tidak sadar tidak pernah sebijak itu menjalani hidup. Karena ia sering kali menyalahkan takdir yang begitu tega pada dirinya. Bahkan rela mengambil semua apa yang ia miliki, dari perusahaan besar menjadi seorang gelandangan seperti ini. Ia hanya bisa mengandalkan kemampuannya sendiri, yaitu paruh waktu di toko roti milik Bu Indah. Salah satu tetangga yang pernah ia tolong dulu. Sekecil apapun kebaikan jika kita tulus membantunya, maka semua orang akan mengingat. masalah dibalas atau tidak dibalas itu ketentuan Tuhan yang tidak pernah kita sadari. Mungkin dari kebanyakan orang itu ada salah satu penolong untuk kita dari Tuhan. Walaupun kita sering menyalahkannya, tetapi Tuhan tidak akan setega itu jika membiarkan-Nya merasa kesusahan. “Yang namanya Kayan Fayeza ditunggu di ruang himpunan!”, 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD