Rangga POV Hendra kemudian mengajakku masuk ke dalam kelas malam l*ngganannya yang terletak di sebelah kafe tempat kami menikmati kopi tadi. Kebiasaanku yang selalu menolak, malam itu seolah tak ingin melewatkan waktu demi menghibur kegalauan hati karena perasaan cintaku yang belum tersampaikan pada Sabrina, harus mundur sebelum berperang. "Ah, untuk malam ini saja, aku ingin menikmati waktu santaiku!" batinku bicara. Kelab malam yang baru sekali aku masuki itu, kini sudah mulai menyorot kedua mataku dengan lampu kelap kelip yang berasal dari sebuah bola lampu besar di atas lantai yang khusus untuk berdansa dan berjoget. Hendra mengajakku ke sebuah sofa besar dengan meja oval di depannya. Sofa yang tersekat antara satu dengan yang lain, tak akan jelas terlihat sebab cahaya lampu y