Tamu yang baru saja membuka pintu kali ini membuat pikiran Inara berkecamuk. Ia merasa disergap dilema. Antara bahagia dan khawatir. Bagaimanan tidak? Syabil datang saat Arfa juga sedang berkunjung. Inara sebenarnya sangat merindukan kehadiran suaminya itu. Namun, situasi sedang tidak nyaman saat ini. Inara takut Syabil menyangka bahwa dirinya yang menghubungi Arfa. “Udah selesai diklatnya?” tanya Resta saat Syabil melangkah mendekat. “Iya, baru sampai tadi. Langsung ke sini.” Syabil tidak langsung menyapa Inara. Ia hanay menatap sekilas sang istri yang sedang menundukan wajah. Pemuda itu malah menyapa Arfa. “Udah lama di sini, Mas?” “Lumayan, Bil. Habis ikut diklat apa?” “IMG,” jawab Syabil singkat. Ia lalu meletakkan jus jambu dan sari kurma di meja sebelah ranjang. Matanya menangkap