Bab 1 Marco Datang
Bab 1 : Marco datang
"Aku tidak mau mendengar alasan darimu tua Bangka!!" bentak si bos kejam.
"Beri saya kesempatan satu kali lagi tuan. Saya janji akan melunasinya bulan depan," iba Barrett pada Marco yang tidak lain adalah pemilik uang yang selama ini dipakai oleh Barrett untuk menghidupi putrinya.
"Dengan cara apa?!" Marco menendang d**a Barrett yang bertekuk lutut memohon padanya, kini dia terpental ke belakang.
"Saya janji tuan, saya akan berusaha dengan keras," titah Barrett. Ia tidak putus asa untuk meminta tenggang waktu pada Marco.
Bahkan dia tidak menghiraukan rasa sakit yang ada di dadanya. Barrett mengatupkan kedua tangannya di depan mukanya dan menunduk. Barrett mencium Unjung sepatu Marco.
Seorang ayah, memohon pada orang lain hanya demi membuat anaknya bisa mencapai pendidikan tertinggi. Mendapatkan gelar, dan menjadi kebanggaan dirinya.
Pilu, itu yang saat ini terjadi. Siapapun yang melihat kejadian itu akan merasa iba pada Barrett. Laki-laki yang sudah renta, berjuang untuk kelangsungan hidupnya kedepan.
"Aku kenyang mendengar janjimu, Barrett! Aku dengar kau memiliki anak perempuan bukan? Berikan dia padaku dan kau akan bebas dari semua hutangmu!" tegas Marco dengan menarik rahang Barrett, hingga laki-laki tua itu kesulitan untuk bernafas.
"Hug-- tap-- tapi--." Marco menghempaskan tubuh renta Barrett ke atas lantai dengan kasar. Laki-laki itu memegang lehernya. Ia menghirup udara sebanyak yang dia mampu. Baru saja, seakan nyawanya akan terlepas dari raga.
"Jangan libatkan putri saya tuan, dia masih sangat muda untuk mengetahui urusan kita," ucap Barrett. Ia kembali meraih kaki Marco, dan lagi-lagi pria kejam itu menendang Barrett. Tidak di kaki, tidak di d**a, juga bukan diperut. Melainkan tepat di wajahnya.
Seketika Barrett merasa pandangannya kabur, darah mengalir dari hidungnya. Dia berusaha bangkit, mengumpulkan segala tenaga dan mencoba untuk meminta Marco agar memberi dia waktu dan kesempatan, juga melepaskan anaknya.
"Jangan keluarkan satu kata pun dari mulutmu! Aku tidak akan mengubah semua yang sudah aku inginkan! Tugasmu hanya membawa dia padaku!!" Marco mencengkeram kedua lengan Barrett. Dengan ketakutan dan rasa pusing yang menjalar di kepalanya, Barrett akhirnya menganggukkan kepala.
Tepat saat itu, seorang gadis muda berusia sekitar dua puluh tahunan berjalan dengan senyum riang di wajahnya. Gadis yang anggun dengan pakaian sederhana mendekati rumah itu.
Wajahnya berubah menjadi bias ketika mengetahui sang ayah mendapatkan begitu banyak luka. Barrett mencoba memberikan isyarat pada Cydney sang anak untuk pergi dari sana. Namun Marco lebih cepat menoleh ke arah tatapan Barrett.
Marco geram, karena merasa di permainan oleh laki-laki tua itu. Ia memukul perut, wajah dan menendang kaki Barrett dengan membabi buta.
"Tidak!" Cydney berlari menghampiri ayahnya. Dia membantu Barrett untuk berdiri. Cydney menatap nanar pada sang ayah yang sangat banyak terluka saat ini.
"Apa yang terjadi dad?" tanya Cydney lirih. Seperti berbisik. Suara Cydney memang serak dan basah, jadi terkadang suaranya muncul dan menghilang.
"Kenapa kamu pulang cepat hari ini?" balas Barrett, dia menggenggam erat tangan anaknya. Dia khawatir, dia takut, tentang apa yang akan terjadi selanjutnya pada sang putri.
"Apa maksud Daddy?" Cydney semakin bingung di buatnya. Dia menyembunyikan sang ayah di belakang tubuhnya dan bersitatap dengan Marco.
"Apa yang kau lakukan pada daddyku?! Siapa kau berani menyentuh orang yang telah berjasa padaku?!" teriak Cydney kalap. Dia tidak terima ayahnya di perlakukan sedemikian rupa. Seperti seekor binantang.
Tawa Marco meledak seketika, tawa yang menyeramkan. Tawa yang mengejek dan merendahkan. Laki-laki itu mendekat ke arah Cydney dan mencekal rahang gadis itu dengan kuat.
"Ayahmu telah menjual dirimu kepadaku! Apa itu sikap seseorang yang kau sebut berjasa'? Menyedihkan!" Marco melepaskan cengkraman pada rahang Cydney dengan tidak kalah kasar.
Cydney menatap pada sang ayah, seakan ingin meminta penjelasan. Gadis itu tidak mudah percaya pada siapapun. Dia yang paling mengenal ayahnya, dia yang selalu merawat ayahnya. Tapi dia belum bisa membiayai kehidupan keduanya.
Selain Barrett menyuruhnya untuk fokus pada kuliahnya, sang ayah juga melarang Cydney untuk berkerja.
"Aku yakin itu tidak benar dad. Jelaskan padaku, kita lewati bersama-sama." Cydney berkata lembut pada Barrett.
Air mata luruh dari kelopak Barrett, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Tetapi dia juga tidak mau, bahwa Cydney menganggap dirinya menjual anak pada orang lain. Itu tidaklah benar.
"Katakan dad," sambung Cydney, dia adalah gadis yang lembut. Tidak pernah sekalipun meninggikan nada bicaranya jika dengan sang ayah.
Barrett hanya menggeleng lemah, dia menyangkal ucapan Marco. Membuat bos itu semakin geram.
"Bawa gadis itu pergi dari sini! Urusan kita selesai tua bangka! Pergilah jauh dari kehidupan kami!" Marco melenggang pergi meninggalkan mereka.
Dua anak buah Marco menyeret paksa Cydney agar ikut dengan bosnya.
"Tidak! Aku tidak akan pernah mau meninggalkan daddyku! Dan kau! Daddyku tidak menjualku! Lepaskan aku! Lepaskan aku b******k!" Cydney meronta, dia mengumpat Marco. Namun laki-laki itu bergeming.
Cydney di paksa masuk ke dalam mobil uang sama dengan Marco. Setelah berhasil mengunci Cydney, Marco membisikan sesuatu pada salah satu pengawalnya.
Usai itu mobilnya berjalan meninggalkan rumah Cydney.
"Kenapa kau menculikku? Siapa kau?!" geram Cydney. Dia memukul lengan Marco yang hanya seperti menggelitik bagi Marco.
"Shut up!" bentak Marco dan itu berhasil membuat Cydney takut. Kini nyalinya menciut.
"Simpan tenagamu untuk malam pertama kita, manis," ucap Marco berubah lembut dan membelai rambut Cydney.
Gadis itu menepis tangan kekar Marco, dia membuang muka menyapu seluruh pemandangan di luar mobil itu.
Pikirannya terbang, dia meresahkan keadaan sang ayah, dia takut kalau ayahnya akan di sakiti kembali oleh para anak buah Marco.
"Daddymu akan baik-baik saja jika kau menuruti semua kemauanku. Begitu juga sebaliknya. Jadi semua tergantung sikapmu padaku, manis. So, berbaik-baiklah padaku, jika ingin ayahmu selamat," tutur Marco yang seakan tahu kegundahan yang di alami oleh Cydney.
Tanpa terasa, pipi gadis itu basah terkena air matanya. Dia sangat menyayangi ayahnya. Satu-satunya orang yang dia miliki selama ini. Satu-satunya orang yang peduli padanya setelah ibunya tiada. Satu-satunya laki-laki yang tidak akan pernah menyakiti dirinya. Cydney yakin itu semua.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Suara serak Cydney memecah keheningan sesaat itu. Dia masih enggan menoleh pada Marco. Dia jijik melihat wajahnya.
"Kau benar, dia adalah Daddy terbaik yang pernah ada. Dia meminjam banyak uang dariku hanya untuk membiayai kuliahmu," terang Marco dingin.
Deg! Seakan dadanya menerima satu hantaman kuat dan membuat Cydney susah bernafas.
Daddy? Maafkan aku, aku akan menyelamatkanmu. Aku akan menuruti semua keinginannya, batin Cydney.
Dia ingat bahwa keselamatan sang ayah ada di tangannya. Mulai hari itu Cydney bertekad akan menuruti semua kemauan Marco.
Rencana jahat apa yang akan Marco buat untuk Barrett dan juga Cydney?